Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/01/17 |
|
Sabtu, 17 Januari 2015
|
|
Judul: Kasih yang radikal Yesus memberikan contoh konkret. Ketika bicara tentang memberikan pipi yang lain setelah pipi yang satu ditampar (29), Yesus bukan sedang menganjurkan orang untuk bersikap pasif dan tidak melindungi diri bila menghadapi serangan fisik. Jika nyawa kita terancam bahaya, kita tentu harus menghindar dan cari perlindungan. Lalu apa maksudnya? Yang Yesus tidak perkenankan adalah tindakan membalas dendam. Jika ada orang yang mengambil jubah, Yesus menganjurkan untuk membiarkan orang itu mengambil baju juga, karena pada masa itu orang memakai dua potong pakaian (29-30). Tidak dimaksudkan untuk membiarkan pintu rumah kita tidak terkunci sehingga mengundang pencuri beraksi. Maksudnya, hati kita tidak boleh demikian melekat pada harta benda kita sehingga kita menjadi begitu marah dan membenci orang yang mengambil barang milik kita. Jangan sampai kita lebih peduli pada benda daripada kepada orang yang sedang membutuhkan. Kasih seorang pengikut Yesus harus melampaui kasih yang biasa ditawarkan dunia ini (32-34). Para pendosa melakukan perbuatan baik demi keuntungan diri sendiri, misalnya menolong orang agar dalam kesempatan lain, orang itu pun bersedia menolong. Yesus memanggil kita untuk mengasihi, bagaimanapun respons orang terhadap kita. Standar kasih yang begitu tinggi itu mungkin terasa sulit untuk dilakukan karena begitu radikal dan butuh penyangkalan diri. Namun itulah standar Allah bagi kita, murid-murid-Nya yang sejati. Sebagai anak-anak-Nya, kasih kita kepada orang-orang yang memperlakukan kita dengan buruk, seharusnya mencerminkan kasih Allah kepada kita. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |