Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/01/18 |
|
Sabtu, 18 Januari 2014
|
|
Judul: Kepercayaan di tengah penolakan Dalam bacaan, kita menemukan bahwa orang Farisi dan imam-imam kepala terganggu karena mulai ada orang-orang yang meragukan sikap mereka. Orang-orang itu mempertanyakan ketidakmampuan para pemimpin agama untuk menangkap Yesus. Mereka juga mempertanyakan keleluasaan Yesus mengajar di Bait Allah. Mereka semakin bingung dan menarik kesimpulan bahwa para Farisi dan imam kepala sebenarnya tahu bahwa Yesus adalah Kristus (26-27). Tanggapan orang banyak terhadap Yesus ditambah banyaknya orang yang percaya kepada Dia (31) menyebabkan orang Farisi dan imam-imam kepala memerintahkan para penjaga Bait Allah menangkap Yesus (32). Mereka menganggap bahwa apa yang mereka pahami adalah yang paling benar sehingga tidak mau mendengar perkataan Yesus. Namun karena belum waktunya, tak seorang pun yang dapat menangkap bahkan menyentuh Yesus (30). Ini menunjukkan bahwa sekalipun para pemimpin agama berkuasa menangkap dan membunuh Yesus, tetapi Bapalah yang sesungguhnya berkuasa atas hidup Yesus. Lalu bagaimana sikap Yesus? Ia tenang dan tidak segera meninggalkan Bait Allah. Ia justru mulai memberitakan kematian-Nya. Ia mengatakan bahwa Ia akan segera kembali kepada Bapa yang mengutus Dia, dan tak seorang pun yang bisa datang ke tempat dimana Dia berada (33-36). Namun sekali lagi, pernyataan Yesus memunculkan tanda tanya besar dalam pikiran orang-orang Yahudi saat itu. Mereka tidak mengerti maksud Yesus. Mereka justru menganggap bahwa Yesus akan pergi untuk mengajar orang Yunani (35-36). Sampai saat ini, asal-usul dan ajaran Yesus masih memunculkan kebingungan, salah paham, ketidakpercayaan, pertentangan, bahkan penolakan. Tak perlu kecewa atau kecil hati terhadap orang-orang yang bersikap demikian. Jangan juga jadi tawar hati atau meragukan Tuhan kita ketika kita pun ditolak karena iman kita. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |