Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/01/18 |
|
Sabtu, 18 Januari 2020 (Minggu ke-1 sesudah Epifania)
|
|
Ketidaksukaan para pemuka agama terhadap Yesus masih berlanjut, sekalipun Hari Raya Pondok Daun sudah selesai (7:53). Mereka mencari cara dan alasan untuk menghukum-Nya (8:6). Caranya adalah membenturkan Yesus dengan hukum Musa. Mereka membawa seorang perempuan yang tertangkap berzina ke hadapan Yesus, ketika Ia mengajar orang banyak. Mereka meminta pendapat Yesus apakah perempuan itu harus dilempari batu sesuai hukum Musa atau tidak (5). Jika Ia setuju, maka Yesus akan dilaporkan ke pemerintah Romawi karena melanggar hukum Romawi. Jika Ia tidak setuju, itu berarti Ia melanggar hukum Musa. Sungguh sebuah jebakan yang licik. Namun, Yesus tidak menjawab mereka, melainkan membungkuk dan menulis dengan jari-Nya di tanah (6) dan berkata, “Siapa saja di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu” (7, 8). Jawaban yang tidak pernah mereka sangka. Yesus, satu-satunya yang tidak berdosa dan layak menghukum tidak melempar batu, tetapi berkata: “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan mulai dari sekarang, jangan berbuat dosa lagi” (11). Di satu sisi, Yesus mewakili Allah. Hanya Allah yang berhak menghukum dan memberikan pengampunan. Di sisi lain, Ia memaknai ulang Taurat. Ia menegaskan bahwa hukum Taurat diberikan untuk menuntun manusia kepada Allah, bukan sebaliknya. Dari perspektif Kristus sendiri, perkataan “Akulah Terang Dunia” dapat dipahami (8:12). Ia memaknai segala hal secara baru. Hukum Taurat tidak menyelamatkan manusia, tetapi menuntun manusia kepada keselamatan Allah dalam Yesus (bdk. 2Tim. 3:14-15). Yesus datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat, tetapi menggenapinya. Yesus harus menjadi kaca mata bagi kita memahami hukum Taurat. Jika tidak, kita akan menjadi orang yang legalis. Doa: Tuntun kami dalam terang-Mu agar kami memahami hukum-Mu secara benar seperti yang Kau kehendaki. [JST] Baca Gali Alkitab 3 Para ahli Taurat dan orang Farisi mencoba menjebak Yesus. Hal tersebut tidaklah mungkin karena Yesus adalah Tuhan yang mengenal hati manusia. Alkitab mencatat beberapa kesempatan di mana mereka mencobai dan hendak menjatuhkan Yesus, namun semua upaya tersebut gagal total. Tidak ada satu pun yang berhasil. Hikmat-Nya terlalu tinggi untuk dipegang dan dikendalikan, apalagi dijebak manusia bagaimanapun pandainya orang tersebut. Seorang perempuan yang ketahuan berzina dibawa kepada Yesus dengan tujuan menjebak-Nya. Orang-orang itu mencari-cari celah kesalahan Yesus. Namun, respons Yesus sungguh luar biasa. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |