Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2022/01/18 |
|
Selasa, 18 Januari 2022 (Minggu ke-2 sesudah Epifani)
|
|
Pendidikan moral dan keagamaan merupakan hal yang penting untuk diwariskan kepada anak cucu dalam sebuah keluarga. Kegagalan orang tua sebagai teladan dalam keluarga dapat menjadi contoh buruk bagi masa depan seorang anak. Hal seperti ini banyak diceritakan kepada kita dalam kisah Alkitab. Bacaan kita hari ini menceritakan tentang kisah kehidupan Yosafat dan Ahazia --raja Yehuda dan raja Israel. Sebagai raja yang saleh, Yosafat hidup sesuai dengan ketetapan Tuhan. Ia cukup lama memerintah sebagai raja (42). Sepanjang hidupnya, Yosafat tak menyimpang dari jalan Tuhan. Sementara itu, Ahazia berbeda dari Yosafat. Dirinya digambarkan sebagai raja yang jahat di hadapan Tuhan. Kelakuannya mengikuti Ahab dan Izebel, ayah dan ibunya (52-53). Ia tidak takut akan Tuhan dalam kehidupannya. Setiap tindak tanduknya menimbulkan sakit hati Tuhan, persis seperti yang dilakukan oleh leluhurnya. Hidup takut akan Allah merupakan sikap hidup yang dapat diwariskan kepada generasi berikutnya. Jejak yang ditinggalkan orang tua yang saleh menjadi teladan yang akan diikuti oleh generasi di bawahnya. Asa sebagai seorang raja yang takut akan Tuhan dicontoh oleh anaknya, Yosafat. Prinsip hidup takut akan Tuhan begitu nyata dalam kisah hidup Yosafat. Petunjuk Tuhan diandalkannya dalam setiap pengambilan keputusan. Hal itu terlihat dari peperangan bersama Ahab melawan bangsa Aram. Sebaliknya, Ahazia selalu berbuat dosa. Ia menyebabkan orang Israel berdosa di hadapan Tuhan. Lalu, bagaimana dengan kehidupan kita? Apa yang hendak kita wariskan kepada generasi selanjutnya? Akankah perjalanan iman kita menjadi harta karun rohani bagi generasi di bawah kita? Mari kita ikuti teladan kehidupan keluarga Yosafat, bukan Ahazia. Mari kita terus berusaha menerapkan prinsip hidup takut akan Tuhan. Mari kita juga terus-menerus belajar menaati perintah Tuhan dalam setiap langkah hidup yang kita jalani. Kiranya perjuangan iman kita meninggalkan warisan yang bermanfaat bagi generasi-generasi di bawah kita selanjutnya. [PMS]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |