Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/01/19 |
|
Minggu, 19 Januari 2014
|
|
Judul: Ziarah dan doa Pada masa Perjanjian Lama, tentu saja ziarah ke Yerusalem bukan suatu wisata. Taurat memerintahkan umat Israel untuk beribadah ke rumah Tuhan yang kelak akan ditetapkan di Yerusalem (Ul. 16:1-17; Kel. 23:14-17). Perintah ini didasari oleh kenyataan bahwa Tuhan sudah menebus dan terus memelihara hidup mereka, sehingga patutlah mereka merayakan kebaikan dan kebesaran Tuhan dengan berziarah ke rumah-Nya. Mazmur ini mengungkapkan sukacita umat Tuhan (1-5), bisa bersama-sama merayakan Tuhan di rumah-Nya, di kota yang Tuhan telah menjanjikan kehadiran-Nya memberkati mereka. Apalagi di situ ada takhta Daud, yang Tuhan pilih untuk memimpin umat-Nya dalam keadilan dan kebenaran. Perjalanan ziarah ke Yerusalem pasti disertai tekad menyatakan loyalitas kepada raja. Sangat wajar kalau kesukacitaan ini dilanjutkan dengan mendoakan kota mulia tersebut (6-9). Kesejahteraan kota Yerusalem menjadi inti doa pemazmur. Kesejahteraan Yerusalem menjadi tolok ukur kesejahteraan Israel. Kesejahteraan para imam yang melayani rumah Tuhan menjadi dasar untuk kesejahteraan umat Tuhan. Kesejahteraan keluarga raja menjadi lambang kesejahteraan rakyat. Mudah-mudahan ziarah ke Yerusalem masa kini bukan untuk kepentingan sendiri, agar diberkati Tuhan. Namun merupakan kerinduan untuk menghadirkan Tuhan dan berkat-Nya untuk seluruh dunia ini. Sehingga doa-doa dipanjatkan untuk semua umat Tuhan, di seluruh penjuru dunia. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |