Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2022/01/20 |
|
Kamis, 20 Januari 2022 (Minggu ke-2 sesudah Epifani)
|
|
Pengembaraan bangsa Israel di padang gurun menjadi dasar dari kehidupan iman dan berbangsa orang-orang Israel dan Yehuda. Allah sendirilah yang menuntun mereka keluar dari tanah Mesir menuju ke tanah yang dijanjikan-Nya kepada mereka. Perjalanan yang mereka tempuh tidaklah selalu mulus. Namun, Tuhan senantiasa beserta mereka. Proses tersebut semakin meneguhkan perjanjian antara Allah dan umat-Nya, antara pencipta dengan ciptaan. Dalam sejarahnya, ternyata Yehuda tidak bisa selalu mengingat dan bersyukur akan karya penyertaan Allah. Mereka sering kali berpaling dari Allah dan malah melakukan perbuatan yang tidak dikehendaki Allah. Betapa Allah marah dan sedih atas sikap mereka. Allah menggugat Yehuda karena mereka tidak setia kepada-Nya. Seharusnya, hubungan antara Allah dan Yehuda berada dalam hubungan yang dekat dan hangat. Hubungan tersebut digambarkan seperti relasi suami istri. Allah adalah Sang Pengantin Pria, sementara penduduk Yerusalem adalah pengantin wanita (2). Namun, Yehuda menjauh dari Tuhan dan memilih untuk mengikuti dewa kesia-siaan (5). Sesungguhnya, tindakan yang dilakukan oleh Yehuda merupakan kebodohan dan kesia-siaan belaka. Mereka meninggalkan Allah yang jelas-jelas telah membuktikan Diri di sepanjang sejarah sebagai satu-satunya Penolong dan Juru Selamat mereka. Dalam sebuah metafora, tingkah laku Yehuda itu bisa digambarkan sebagai tindakan meninggalkan sumber air hidup dan menggali kolam sendiri, tetapi kolam itu bocor dan tak bisa menahan air (13). Melihat teguran Allah yang dialamatkan kepada Yehuda, kita pun dapat merefleksikannya dalam hidup kita. Allah selalu menyertai kita dalam pengembaraan kehidupan di dunia ini. Namun, sering kali kita bersikap seperti Yehuda, mengandalkan hikmat dan kemampuan sendiri untuk menyelesaikan sesuatu, dan meninggalkan Allah. Sedikit saja terjadi pergumulan, kesetiaan kita kepada Allah pun berubah. Mari kita berbalik kepada-Nya, karena Dialah satu-satunya sumber hidup dan pertolongan kita. [WDN]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |