Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2013/01/21 |
|
Senin, 21 Januari 2013
|
|
Judul: Menyambut kuasa kerajaan sorga Yesus juga menyatakan kasih yang tidak memandang bulu. Ia mengubah pandangan teologis yang mengajarkan bahwa yang akan diselamatkan adalah yang melakukan Taurat. Keselamatan merupakan anugerah. Orang berdosa, seperti Matius si pemungut cukai (9-13), yang dibenci karena dianggap pengkhianat bangsa, merupakan sasaran anugerah Allah. Dalam anugerah-Nya, Matius dipilih menjadi murid. Yesus menegaskan makna berpuasa sebagai bukan sekadar kebiasaan agama yang dijalankan secara kaku. Orang Yahudi menjalankan puasa sebagai "pameran rohani" untuk pujian diri sendiri. Yesus menegaskan ada waktunya berpuasa, yaitu prihatin rohani karena dosa. Namun, saat Raja kerajaan surga hadir, seharusnya ada sukacita. Ilustrasi tambalan pada baju dan anggur pada kirbat menegaskan bahwa iman sejati adalah relasi yang benar dengan Tuhan. Relasi yang benar melahirkan sukacita, relasi yang salah mendatangkan dukacita. Yesus menghadirkan kerajaan surga melalui pengampunan dan pemulihan orang berdosa. Respons sepadan dari setiap anggota kerajaan surga, yaitu bersukacita bersama Raja karena jiwa-jiwa yang dimenangkan. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |