Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/01/21 |
|
Rabu, 21 Januari 2015
|
|
Judul: Firman memberi pengharapan Rombongan yang tengah dirundung dukacita itu bertemu dengan rombongan Yesus di dekat pintu gerbang kota (11-12). Yesus, yang melihat si janda, tergerak oleh belas kasihan (13). Perkataan Yesus, "Jangan menangis.." dapat saja dikira sebagai perkataan yang tidak peka pada kesedihan orang lain. Namun Yesus berkata demikian karena si janda sudah tidak perlu lagi menangis, sebab putra tunggalnya itu akan hidup kembali. Yesus adalah Tuhan yang berotoritas atas maut. Tanpa melalui ritual tertentu, Yesus hanya menginstruksikan agar anak muda itu bangkit (14). Ketika firman-Nya yang memberi hidup itu disampaikan, jenazah itu pun menunjukkan tanda-tanda kehidupan (14): bangun, duduk, dan berbicara (15). Sang janda tentu tidak pernah mengharapkan mukjizat itu. Tidak seperti kisah sang perwira, tidak ada tua-tua Yahudi yang memberikan rekomendasi agar Yesus menghidupkan putra tunggal si janda. Janda itu sendiri tidak mengajukan permohonan kepada Yesus. Maka kita tidak melihat ada iman atau pengharapan kepada Yesus dalam diri si janda itu. Jadi mukjizat itu benar-benar berasal dari belas kasihan Yesus yang begitu besar. Itulah anugerah. Kuasa firman Tuhan memang memberikan pengharapan besar kepada manusia, karena firman itu sanggup membawa perubahan bagi situasi suram yang kita hadapi. Ketika sedih dan putus asa, tampaknya tak seorang pun dapat memahami masalah dan perasaan kita. Lalu akan muncul perasaan kesepian yang menguatkan rasa putus asa itu. Dalam saat seperti itu, carilah firman-Nya. Melalui firman, Ia akan menyatakan kepedulian dan penghiburan-Nya. Melalui firman, Ia akan menguatkan dan menolong. Di dalam firman, pengharapan kita nyata. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |