Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2009/01/22 |
|
Kamis, 22 Januari 2009
|
|
Judul: Allah membiarkan kekerasan hati Apa yang membedakan tulah keenam ini dari kelima tulah sebelumnya? Pertama, dicatat bahwa para ahli sihir Mesir ikut mengalami penderitaan akibat tulah ini, sama seperti orang-orang Mesir lainnya (ayat 11). Ini berarti ketidakberdayaan mereka semakin nyata. Sebelumnya, bangsa Mesir memercayai dewi Sekhmet, yaitu dewi yang sanggup mengatasi segala penyakit, dan Sunu, dewa wabah, serta dewi Isis yaitu dewi kesembuhan. Namun pada hari itu iman bangsa Mesir kepada dewa-dewi tersebut dipermalukan. Karena ketika Tuhan mendatangkan penyakit barah itu, dewa-dewi yang mereka sembah tidak sanggup menolong mereka, termasuk menolong para ahli sihir yang selama ini menyembah dewa-dewi tersebut. Kedua, ini untuk pertama kalinya, sejak Tuhan menyatakan bahwa Ia akan mengeraskan hati Firaun (Kel. 4:21, 7:3), Tuhan bertindak langsung mengeraskan hati Firaun (ayat 12). Lima tulah sebelumnya memperlihatkan bahwa Firaun terus menerus mengeraskan hatinya. Kekerasan hati Firaun yang menolak mengakui Allah Israel merupakan dosa yang diganjar Tuhan dengan keras juga. Kita lihat bahwa pada akhirnya Tuhanlah yang membatukan hati Firaun sehingga tidak lagi dapat melunak. Sungguh mengerikan melihat hal seperti itu dapat terjadi pada diri seseorang. Memang tanpa anugerah tidak seorang pun sanggup datang kepada Tuhan. Dosa memperbudak si pendosa untuk berkeras hati menolak pertobatan. Syukur kepada Kristus, Dia sudah mati disalib untuk memerdekakan manusia dari belenggu dosa tersebut. Karena itu mari dengan pengharapan penuh kita tetap tekun dan setia memberitakan Injil agar mereka yang mati beroleh anugerah hidup!
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |