Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/01/22 |
|
Minggu, 22 Januari 2017 (Minggu ke-3 sesudah Epifania)
|
|
Dalam Yohanes 4:24 dengan jelas Yesus mengatakan bahwa "Allah itu Roh...". Walau Allah tidak dapat terlihat secara kasatmata oleh manusia, bukan berarti ciptaan-Nya tidak dapat berelasi dengan Penciptanya. Manusia dapat berkomunikasi dengan Allah dalam hatinya, baik melalui doa maupun keheningan. Sebaliknya, pemazmur mengatakan bahwa TUHAN adalah Raja, berpakaian kemegahan, berikat pinggang kekuatan. Mengapa demikian dan dari mana rumusan pengakuan ini berawal? Dalam pengalaman pemazmur, raja adalah gambaran kemegahan, kekuatan, dan kemuliaan. Atribut raja digunakan oleh pemazmur untuk dilekatkan kepada diri TUHAN. Karena itu, pemazmur menyatakan TUHAN adalah Raja (1). Meski Tuhan disebut sebagai raja, namun Ia adalah Raja di atas segala raja yang ada di dunia. Sebab, TUHAN adalah Raja yang kekal dan wilayah kekuasaannya meliputi seluruh semesta (2). Tuhan hadir dan nyata dalam kehidupan ini. Pemazmur menemukan buktinya saat ia melihat karya Tuhan yang ada pada alam. Misalnya, sungai-sungai mengangkat suaranya lewat alirannya yang bergemericik, maupun hempasan arus yang menyapu semua yang dilewatinya (3). Kehebatan Tuhan lebih dari suara air yang besar dan pecahan ombak laut (4). Selain itu, pemazmur melihat adanya peraturan Tuhan yang menata kehidupan dunia ini. Semua ungkapan iman ini muncul begitu saja dalam diri pemazmur, yaitu pengalaman iman akan kehadiran Tuhan yang melampaui indra dan akal budi manusia. Kesadaran ini dimungkinkan berkat kemampuan spiritual yang dikaruniakan pada manusia. Kemampuan atau daya spiritual memungkinkan pemazmur memiliki kepekaan. Kepekaan rohani tersebut membuat pemazmur memahami bahwa karya Allah dalam alam semesta merefleksikan kemahakuasaan dan kebesaran Tuhan. Kesadaran untuk mengaitkan kehidupan ini dengan Tuhan membuat pemazmur selalu mengarahkan hati dan hidupnya kepada Tuhan, Raja Semesta. [YTP]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |