Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2022/01/22 |
|
Sabtu, 22 Januari 2022 (Minggu ke-2 sesudah Epifani)
|
|
Kerajaan Israel setelah pemerintahan Salomo mengalami perpecahan. Kerajaan Israel di Utara, dan kerajaan Yehuda di Selatan. Dalam banyak hal dua kerajaan itu amatlah berbeda. Namun, dalam hal ketidaksetiaan kepada Allah, keduanya sama-sama tidak setia. Yeremia 3:1-13 adalah bukti dari ketidaksetiaan mereka. Allah menunjukkan kegeraman dan keadilan-Nya. Akan tetapi, di balik itu semua ada pengampunan bagi mereka. Pengampunan itu menjadi titik balik dan berita yang melegakan. Penggambaran relasi antara Allah dengan umat-Nya yang bagaikan relasi suami dan istri muncul kembali dalam Yeremia 3. Ketidaksetiaan umat-Nya digambarkan seperti seorang perempuan yang menggadaikan tubuhnya kepada orang-orang asing yang ditemui. Metafora tersebut untuk menggambarkan umat-Nya yang terlalu mudah menyerahkan diri kepada ilah-ilah asing di mana saja mereka berada (2). Allah menggambarkan tindakan tersebut sebagai perbuatan zina yang mencemarkan bangsa itu. Penderitaan dan kesengsaraan yang mereka alami adalah konsekuensi dari perbuatan mereka sendiri. Menariknya, alam dan lingkungan sekitar Yehuda juga terkena dampak ulah mereka (3). Kerajaan Israel terlebih dahulu menerima akibat dari ketidaksetiaan mereka. Allah "menceraikan" Israel dari ikatan perjanjian. Secara historis, kerajaan Israel lebih dahulu dikalahkan oleh kerajaan Asyur. Sepuluh suku yang mendiami kerajaan itu dibuang dan diasingkan. Kemudian hari dikenal dengan istilah sepuluh suku yang hilang. Yehuda tidak belajar dari kesalahan saudaranya di Utara (8). Mereka menyembah ilah-ilah lain. Yeremia menyebutkan mereka menyembah kayu dan batu (9). Di balik ketidaksetiaan Israel dan Yehuda, Allah senantiasa memberi mereka kesempatan untuk bertobat. Seruan pertobatan dari Allah terus digaungkan kepada Israel. Kembalilah dan Allah tidak akan murka. Demikianlah kasih Allah kepada umat-Nya. Seruan pertobatan yang sama digaungkan kepada kita saat ini. Dengarkanlah dan bertobatlah dari segala dosa kita! [WDN] Baca Gali Alkitab 4 Firman yang tercatat dalam perikop ini diberitakan pada saat Raja Yosia mengadakan pembaruan rohani bangsanya. Yosia memperbaiki Bait Allah dan kembali memulai ibadah di sana. Ketika kitab Taurat ditemukan kembali, Yosia menyerukan pertobatan nasional bangsa Yehuda. Namun, pembaruan rohani itu tidak benar-benar menyentuh hati bangsa Yehuda. Meskipun demikian, Allah siap menerima jika mereka bertobat. Sikap Yehuda yang tidak mau bertobat dan tetap bersikeras dalam dosa, diperberat dengan berbagai penghakiman Allah terhadap Israel, yang seharusnya mereka jadikan sebagai peringatan. Dorongan kuat diberikan kepada orang-orang yang tergelincir supaya berbalik dan bertobat. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |