Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2011/01/23 |
|
Minggu, 23 Januari 2011
|
|
Judul: Dibela Tuhan Bagi pemazmur tidak ada cara lain untuk bertahan terhadap fitnah (3) selain minta pembelaan Tuhan. Pemazmur yakin, Tuhan yang telah memilih dia (4) akan membuktikan ketidakbersalahannya. Maka pemazmur berani menegur mereka yang memfitnah dia, bahkan disertai dengan ajakan pertobatan (5-6). Lebih dari itu, pemazmur memiliki perasaan simpati yang ditujukan kepada mereka yang mengalami tekanan serupa (7). Permintaannya mewakili permintaan mereka agar Tuhan menyatakan perkenan-Nya. Sama seperti Mazmur 3, perasaan yang dominan di sini adalah keyakinan akan pertolongan Tuhan. Pemazmur yakin bahwa orang yang bersandar pada Tuhan akan mengalami sukacita dan kelimpahan, yang tidak akan dialami oleh orang-orang yang menghujat Dia melalui fitnah keji yang ditujukan kepada anak-anak-Nya. Lalu bagaimana sikap kita seharusnya ketika kita difitnah? Tak perlu buru-buru membela diri. Carilah Tuhan terlebih dahulu. Kita bisa mengadukan masalah kita kepada Dia. Selain itu cobalah untuk introspeksi diri. Kalau memang ada yang perlu diperbaiki, akuilah dengan rendah hati di hadapan Tuhan, dan berubahlah oleh anugerah kasih-Nya. Bila itu benar-benar fitnah, ingatlah bahwa Yesus pun pernah difitnah secara keji. Namun Yesus tidak tidak melakukan pembelaan apa pun bagi diri-Nya. Sebaliknya Ia malah memohon pengampunan Allah bagi mereka di akhir hidup-Nya.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |