Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/01/23 |
|
Kamis, 23 Januari 2014
|
|
Judul: Kemerdekaan atau perhambaan? Untuk mengalami kemerdekaan sejati, seseorang harus merespons Injil dengan percaya kepada Kristus (30). Terhadap mereka yang percaya, Yesus menasihati mereka untuk tetap tinggal di dalam firman-Nya. Orang yang tetap tinggal akan dikenal sebagai murid Kristus dan akan mengetahui kebenaran sejati. Kebenaran itulah yang akan membebaskan orang dari segala belenggu baik dosa, kebiasaan buruk, akar kepahitan, maupun hawa nafsu. Pernyataan orang Yahudi bahwa mereka adalah anak-anak Abraham dan tidak diperbudak oleh siapa pun jelas tidak mendasar, karena mereka pada waktu itu dijajah Roma. Di samping itu, mereka diperbudak secara rohani sebagai hamba dosa karena terus hidup di dalam dosa. Hanya mereka yang percaya kepada Kristus sajalah yang akan mengalami kemerdekaan sejati dari perbudakan dosa (36). Selain itu, pengakuan orang Yahudi bahwa Abraham adalah bapak mereka juga tidak tercermin dalam hidup mereka, karena Abraham suka menyambut utusan Allah (Kej. 18:1-8) serta percaya dan taat kepada Allah. Sebaliknya, mereka justru menyukai kebohongan dan ingin membunuh Yesus. Maka Yesus mengatakan bahwa bapak mereka sebenarnya adalah Iblis karena sejak semula Iblis adalah pendusta dan pembunuh manusia serta tidak hidup di dalam kebenaran. Mereka telah mengikuti bapak mereka itu sehingga terus menolak Yesus dan kebenaran-Nya (45-46). Firman Tuhan hari ini dengan jelas memberitahu kita bahwa status sebagai orang Kristen tidak serta merta menjadi jaminan bahwa kita pasti selamat, mengerti kebenaran, dan mengalami kemerdekaan sejati. Keselamatan dan kemerdekaan sejati hanya kita peroleh bila kita mau percaya kepada Yesus dan itu dibuktikan dengan hidup dalam kebenaran. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |