Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2009/01/24 |
|
Sabtu, 24 Januari 2009
|
|
Judul: Penghukuman Allah Tuhan menghukum dengan berbagai cara. Pertama, dengan menggunakan seperangkat hukuman yang sudah diaturkan dalam hukum-hukum-Nya. Bagi umat Israel, misalnya, saat mereka tidak setia kepada Tuhan dengan menyembah Baal, Tuhan menyerahkan mereka kepada malapetaka alam bahkan penjajahan bangsa lain. Kedua, Tuhan bisa juga menimpakan akibat keberdosaan mereka sebagai hukuman yang memperberat penderitaan mereka. Misalnya orang yang bermain-main kekudusan Allah dihukum dengan semakin terjebak dalam kehidupan yang najis (Rm. 1:24-32). Penghukuman Tuhan bersifat adil dan benar sesuai dengan karakter Allah yang sudah dinyatakan lewat Alkitab. Adil karena Allah tidak membeda-bedakan siapa yang bersalah. Baik umat Israel sendiri maupun bangsa lain, yang bersalah pasti dihukum-Nya. Benar karena kriteria benar-salah berasal dari sumber kebenaran itu sendiri. Allah tidak keliru menghukum karena Dia mampu melihat keseluruhan hidup manusia. Dia melihat bukan hanya perbuatan salah yang dilakukan, tetapi juga motivasi salah dibalik perbuatan tersebut. Penghukuman Allah bisa bersifat masa kini dan temporer. Hukuman dijatuhkan untuk suatu jangka waktu tertentu. Bila seseorang sudah selesai dihukum, Tuhan akan memulihkan. Penyesalan dan pertobatan menjadi respons yang tepat bagi anugerah pengampunan. Namun bila seseorang mengeraskan hati, tidak mau bertobat, Allah bisa menjatuhkan vonis yang final. Pada saat itu pengampunan telah tertutup. Penghukuman Allah seperti ini bersifat masa akan datang dan kekal.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |