Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/01/24 |
|
Jumat, 24 Januari 2014
|
|
Judul: Hati yang membatu Tuduhan kerasukan setan muncul (48) karena Yesus menyatakan bahwa mereka bukan anak-anak Abraham, melainkan anak-anak Iblis (44-47). Tuduhan itu muncul juga karena Yesus menawarkan hidup kekal kepada mereka yang mau percaya padahal menurut mereka, Abraham dan para nabi yang percaya dan taat firman Allah tetap mati. Dengan demikian, mereka menganggap Yesus telah menempatkan diri-Nya jauh lebih besar daripada mereka semua. Menjawab tuduhan itu, Yesus kembali menegaskan hubungan-Nya dengan Bapa: Dia memuliakan Bapa, tetapi mereka tidak memuliakan Dia dan Bapa yang mengutus-Nya. Namun, Yesus tidak mencari kemuliaan bagi diri-Nya karena hanya Bapa yang patut dimuliakan dan akan memuliakan Dia. Bapa yang demikian tidak mereka kenal, tetapi Yesus kenal dan hidup sesuai firman-Nya (55). Dalam hal ini, Abraham bersukacita karena akan dan telah menyaksikan kedatangan Yesus yang jauh lebih besar daripada dirinya. Karena sebelum Abraham ada di dunia, Yesus telah ada, bahkan sebelum segala sesuatu diciptakan dan tidak pernah ada sesaat pun Dia tidak ada (58). Namun sebagai keturunan Abraham, mereka tetap tidak percaya karena sejak awal mereka menolak Dia, bahkan ingin melempari-Nya dengan batu. Banyak orang yang terus menolak serta menyerang Yesus dan berita Injil karena mereka terus mengeraskan hati. Adakah kita prihatin atas sikap mereka? Doakanlah agar kasih karunia Tuhan menjamah mereka. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |