Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/01/27 |
|
Minggu, 27 Januari 2019 (Minggu ke-3 sesudah Epifani)
|
|
Bangsa Israel baru saja mengalami kekalahan saat menyerang kota Ai. Seketika, keberanian mereka menciut. Padahal secara jumlah, penduduk Israel jauh lebih banyak dibandingkan penduduk kota Ai. Mereka seolah kehilangan kepercayaan bahwa Tuhan menyertai. Setelah dosa Akhan terselesaikan, Tuhan pun berniat memulihkan bangsa Israel. Tuhan menyatakan niat kepada Yosua bahwa Dia akan memberikan kota Ai kepada Israel (1-2). Janji itu membuat Yosua kembali bersemangat. Dia mengerahkan tiga puluh ribu pahlawan-pahlawannya (3). Dibanding serangan pertama, jumlah ini sepuluh kali lipatnya. Israel sepertinya ingin mengerahkan semua kemampuan terbaiknya. Itu menunjukkan bahwa keyakinan mereka sudah mulai pulih. Firman Tuhan menyegarkan kembali semangat yang mulai kendur. Kali ini, bangsa Israel menjaga kekudusan dan taat kepada perintah Tuhan (8). Setelah melalui pertempuran dengan strategi jitu (10-22), kota Ai pun berhasil direbut. Semua perintah Tuhan pun mereka lakukan dengan sempurna (24-29). Bangsa Israel tampaknya belajar dari kegagalan mereka. Mereka disadarkan bahwa raihan kemenangan bukan karena kuat dan gagah, melainkan Tuhanlah yang berperan sebagai faktor penentu. Tuhan yang berperang untuk umat-Nya, bukan sebaliknya. Melalui kisah ini, ada dua hal yang bisa menjadi perenungan kita. Pertama, ketika Yosua tawar hati, firman Tuhan menyemangatinya kembali. Dia bangkit dari keterpurukannya. Jadi, kepercayaan dirinya dibangun di atas firman Tuhan. Kedua, firman itulah yang menjadi pendorong ketaatan bangsa Israel. Artinya, sumber ketaatan adalah firman Tuhan, bukan dari yang lain. Sudahkah firman Allah menjadi sumber utama semangat kita? Apa motivasi utama kita menaati-Nya? Apakah karena iming-iming imbalan dibalik ketaatan itu? Ataukah karena mencintai firman Allah? Doa: Tuhan, ajari kami untuk selalu hidup dengan penuh ketaatan kepada-Mu. [RD]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |