Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2022/01/27 |
|
Kamis, 27 Januari 2022 (Minggu ke-3 sesudah Epifani)
|
|
Allah menciptakan umat manusia supaya mereka memuliakan-Nya (lih. Yes. 43:7). Akan tetapi, keberadaan dosa mengakibatkan manusia mengeraskan hatinya dan menjauh dari kemuliaan Allah. Sikap manusia yang menjauh itu terwujud dalam bentuk sikap meremehkan kuasa Allah. Realitas itulah yang menjadikan Allah berniat untuk menjatuhkan hukuman atas umat-Nya, supaya mereka belajar menghargai kuasa-Nya. Allah berfirman bahwa Dia akan mendatangkan suatu bangsa dari jauh untuk menyerang kaum Israel (15). Namun, Allah tidak membiarkan kaum Israel habis lenyap (18). Nubuat tersebut menegaskan betapa Allah berkuasa, termasuk atas kekuatan-kekuatan jahat di dalam dunia ini. Penghakiman dan hukuman yang akan diterima Israel dan Yehuda merupakan akibat dari ketidaksetiaan mereka terhadap Allah. Mereka memungkiri Allah, bahkan memilih untuk memperhambakan diri kepada allah asing (11-13). Karena mereka sudah menyembah allah asing, maka Allah membiarkan mereka diperbudak oleh bangsa asing (19). Sebagai orang yang percaya kepada Allah, kita perlu mengakui bahwa tidak mudah bagi kita untuk memahami penghakiman Allah. Namun demikian, kalau kita merenungkan Allah Yang Mahaagung dan Yang Mahakuasa, maka tentu kita dapat memahami bahwa kemahakuasaan Allah tidak tersaingi. Kita dapat memahami bahwa tujuan penghakiman dan hukuman adalah untuk membawa kita kepada pertobatan. Keselamatan yang diberikan Allah mengandung panggilan untuk berkomitmen hidup kudus dan benar di hadapan Allah yang sejati. Kekuasaan dan kebesaran Allah mengundang kita untuk menundukkan diri sepenuhnya di bawah kekudusan-Nya. Ketaatan kita kepada Allah sesuai dengan ketetapan-ketetapan yang telah ditentukan-Nya. Sebagai orang-orang percaya yang mendengarkan suara panggilan pertobatan dari Allah, sudah semestinya kita hidup dalam ketaatan sepenuhnya kepada Allah dan firman-Nya. [IBS]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |