Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2021/01/30 |
|
Sabtu, 30 Januari 2021 (Minggu ke-3 sesudah Epifani)
|
|
Banyak orang rela menempuh perjalanan darat demi bertemu dengan Tuhan Yesus. Alkitab mencatat bahwa mereka tiba lebih awal daripada Yesus dan murid-murid-Nya. Mereka berjalan dengan membawa berbagai harapan terhadap Yesus. Demikian pula yang terjadi di Genesaret. Yesus tergerak hati-Nya oleh perjuangan dan harapan orang banyak, sehingga Dia kemudian menyembuhkan mereka yang sakit. Kekhawatiran pun muncul di tengah para murid. Hari yang mulai gelap dan tempat yang terpencil membuat para murid berpikir untuk menyuruh orang banyak itu pergi ke desa-desa terdekat. Bukannya menyuruh orang banyak itu pergi, Yesus justru menyuruh murid-murid-Nya untuk memberi mereka makan. Yesus bukannya tidak mengetahui apa yang menjadi kekhawatiran para murid. Sesungguhnya, Yesus sedang mengembalikan fokus mereka kepada hal yang paling utama. Yesus menyadarkan para murid, dari yang semula khawatir menjadi lebih berfokus kepada kehendak Allah. Dengan demikian, mereka bisa lebih mengenal Yesus--Sang Anak Allah--dengan benar. Ajaran Yesus kepada para murid juga berlaku untuk kita. Apa yang kita lakukan saat sedang khawatir? Apakah kita mencari kehendak Allah atau kita mengandalkan diri sendiri? Kenyataannya, kita sering kali lebih mengandalkan dan memercayai apa yang dilihat oleh mata kita yang terbatas. Setelah indera penglihatan kita terpuaskan, baru kemudian kita datang kepada Tuhan. Jadi, sebenarnya kita datang bukan untuk mencari kehendak-Nya tetapi justru menyuruh Allah untuk melakukan sesuatu bagi kita. Dari hal yang tidak tepat inilah kita perlu bertobat. Firman Tuhan kali ini mengingatkan kita bahwa kehendak Allah harus menjadi hal yang utama. Pada saat kekhawatiran mulai datang mengganggu kita, marilah kita kembali berfokus kepada kehendak Allah. Kita tidak lagi menyerah pada tuntutan-tuntutan yang memuaskan indera kita. Percayalah bahwa di balik setiap peristiwa ada kehendak Allah yang ingin dinyatakan di dalam perjalanan hidup kita. [MAR] Baca Gali Alkitab 5 Matius memperlihatkan adanya hubungan antara kematian Yohanes Pembaptis dengan penolakan terhadap Tuhan Yesus. Matius bercerita menggunakan alur sorot-balik, yaitu menceritakan kejadian-kejadian yang terjadi sebelum peristiwa yang sedang berlangsung. Jadi, ucapan Herodes pada ayat 2 menjadi latar belakang peristiwa kematian Yohanes Pembaptis yang diceritakan selanjutnya pada ayat 3-12. Kematian Yohanes Pembaptis berkaitan dengan Herodias. Yohanes Pembaptis berani menegur Herodes. Kemudian, Herodias membuat permintaan setelah menari di hari ulang tahun Herodes. Permintaan Herodias muncul oleh karena hasutan ibunya. Setelah Yohanes Pembaptis meninggal dunia, murid-muridnya datang mengambil mayatnya dan menguburkannya. Lalu, mereka memberitahukan peristiwa itu kepada Tuhan Yesus. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |