Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2022/01/31 |
|
Senin, 31 Januari 2022 (Minggu ke-4 sesudah Epifani)
|
|
Satu di antara banyak kosakata khas Kristen adalah bertobat. Kata ini diambil dari kata dalam bahasa Yunani metanoia, yang berarti berbalik. Ya, bertobat adalah berbalik 180 derajat. Bacaan kita hari ini secara khusus mengajak kita untuk mengingat dan menjalankan pertobatan. Hal pertama yang sangat menarik dari setiap proses pertobatan adalah bahwa kesempatan untuk bertobat itu selalu datang dari Allah. Dialah yang meminta umat untuk bertobat (3,5). Apa hebatnya? Hebatnya adalah bahwa kesempatan itu menjadi penanda akan kasih Allah yang luar biasa. Bayangkan bila Allah tak pernah memberi umat-Nya kesempatan untuk bertobat. Bila kesempatan bertobat tak pernah diberikan, maka kita tak akan pernah merasakan kasih Allah yang luar biasa. Kita akan binasa, terputus dan hidup di luar kasih Allah. Melalui Yeremia, Allah memberi kesempatan bertobat kepada umat-Nya. Umat diminta berlaku adil dengan tidak menindas orang asing, anak yatim dan janda, tidak menumpahkan darah orang yang tak bersalah, dan tidak mengikuti allah lain (6). Allah meminta agar umat berbalik dari semua tingkah langkah dan perbuatan mereka yang seperti penyamun (11); kembali kepada Allah. Hanya ketika umat bersedia kembali, maka Allah bersedia untuk tetap tinggal di tengah umat dan berkenan untuk mereka temui (3,7). Tetapi bila umat tak bersedia bertobat, maka mereka akan dibuang dari hadapan Allah (15). Manusia memang tempatnya kesalahan. Oleh karena itu, setiap manusia selalu punya potensi untuk memberontak terhadap Allah. Namun, hal itu bukan alasan untuk hidup jauh dari Allah. Sebaliknya, justru karena sadar bahwa setiap manusia berpotensi untuk melakukan kesalahan, maka hidup dekat dengan Allah harus menjadi keniscayaan. Hari ini kepada kita semua dibukakan lagi kesempatan untuk bertobat. Mari kita sadari apa saja dosa-dosa kita kepada Allah. Mari kita datang kepada-Nya, mengakui semua dosa itu, meminta pengampunan dan bertobat, agar Allah tetap bersama kita. [JCP]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |