Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2007/02/01 |
|
Kamis, 1 Februari 2007
|
|
Judul: Memperoleh hidup kekal Para ahli Taurat beranggapan bahwa hidup kekal dapat diraih dengan perjuangan menaati hukum Taurat. Maka mereka sangat membanggakan diri sebagai orang yang paham seluk beluk Taurat dan menganggap diri sebagai pelaku Taurat sejati. Mungkin dengan kebanggaan seperti itulah, ahli Taurat dalam kisah ini datang kepada Yesus. Ia yakin bahwa Yesus pun akan menganggap ia layak memiliki hidup kekal. Tetapi melalui perumpamaan orang Samaria yang murah hati, Yesus membongkar anggapan ahli Taurat tersebut dan memperlihatkan makna Taurat yang sesungguhnya. Dalam perumpamaan tersebut, tidak satu pun dari para rohaniwan yang bertindak manusiawi terhadap orang yang menjadi korban perampokan (31-32). Justru orang Samarialah yang menunjukkan belas kasihnya dan menolong orang yang malang itu (33). Ironis sekali! Melalui perumpamaan ini Yesus menunjukkan bahwa hakikat dan tujuan Taurat telah disalahartikan. Bila orang berkata bahwa ia hidup di dalam hukum Taurat, seharusnya merupakan gambaran bahwa dia telah mengalami kasih karunia Allah. Oleh karena itu, dia mengungkapkan syukur atas kasih karunia itu dengan mengasihi Allah juga, karena itulah inti Taurat. Dan bila orang mengasihi Allah maka ia akan memahami siapa gerangan dirinya di hadapan Allah dan bagaimana seharusnya memperlakukan sesamanya, siapapun dia. Sehingga ia bukan lagi mencari siapa orang yang layak disebut sebagai sesamanya, sebaliknya ia harus berpikir bagaimana dia bisa menjadi sesama bagi orang lain. Ketidaksudian seseorang untuk menunjukkan kasih kepada orang lain, dapat menjadi indikasi bahwa sesungguhnya ia belum mengalami kasih dan anugerah Tuhan. Renungkan: Perintah untuk menjadi sesama bagi orang lain menantang kita untuk mengalami sifat anugerah Allah yang menyelamatkan dan radikal itu.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |