Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2009/02/01 |
|
Minggu, 1 Februari 2009
|
|
Judul: Ritual kosong Hukum Musa mengatur waktu puasa satu hari dalam setahun, yaitu pada Hari Pendamaian (Im. 16:29). Namun para pemimpin agama mengatur waktu puasa melebihi Hukum Musa (band. Luk. 18:12). Kebiasaan memakai pakaian buruk dan menaburkan abu di wajah saat berpuasa, kemudian dimaksudkan agar orang mengagumi betapa saleh mereka. Yesus tidak mengajarkan tradisi puasa pada para murid. Menurut Yesus, orang tidak berpuasa pada saat pesta kawin. Dialah mempelai pria dan umat Allah adalah mempelai wanita. Selama mempelai pria ada di dalam pesta maka yang ada hanya sukacita, bukan puasa (ayat 19-20). Bila mempelai pria pergi, barulah orang berpuasa. Yesus melengkapi penjelasan-Nya dengan dua perumpamaan, yaitu tentang secarik kain baru dan baju tua serta tentang kantong kulit tua dan anggur baru (ayat 21-22). Kedua perumpamaan itu berbicara tentang orang Yahudi yang telah lama terjebak dalam ritual agama yang kosong. Mereka memang melakukan semua tuntutan agama, tetapi berdasarkan pemahaman yang keliru. Mereka melakukan itu bukan karena merasakan kebutuhan untuk bersekutu dengan Allah. Bahkan ada yang melakukan karena ingin pamer kesalehan. Parah bukan? Sebab itu Tuhan ingin menyatakan bahwa ritual agama yang membuat hubungan manusia dengan Tuhan jadi gersang seharusnya tidak digunakan. Roh Allah tak dapat bekerja leluasa dalam kegersangan demikian. Peringatan Yesus kiranya membuat kita bercermin. Adakah kebiasaan ke gereja di hari Minggu dan waktu teduh setiap hari masih menyegarkan kerohanian kita? Atau kita melakukan semua itu karena sudah terlanjur menjadi kebiasaan dan kita merasa tidak afdol bila tidak melakukannya? Kiranya Roh Kudus menyegarkan dan membarui kita.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |