Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/02/02 |
|
Senin, 2 Februari 2015
|
|
Judul: Demi murid-murid Pengakuan Petrus yang mewakili para murid bahwa Tuhan Yesus ialah Mesias, tidak serta merta berarti mereka mengerti misi Mesianik Yesus yang harus menderita dan bahkan bahwa mereka pun harus siap memikul salib. Justru di tengah ketidakmengertian itulah pemuliaan Yesus menjadi peneguhan bagi mereka bahwa Dia memang Mesias yang dijanjikan Allah sejak Perjanjian Lama. Musa, pemberi hukum Taurat dan Elia, sang nabi mewakili dua bagian utama dari Alkitab Perjanjian Lama (bdk. Luk. 24:44). Kehadiran mereka bercakap-cakap dengan Tuhan Yesus mengenai misi-Nya ke Yerusalem dalam penglihatan yang dilihat oleh Petrus, Yohanes, dan Yakobus merupakan peneguhan bagi ketiganya atas apa yang Yesus sudah beritahukan kepada mereka, bahwa Mesias memang harus ke Yerusalem untuk mati di sana bagi keselamatan. Mereka belum mengerti dengan benar bahwa tujuan penglihatan itu ialah untuk menguatkan mereka. Petrus malah mengusulkan untuk membuat kemah bagi ketiga tokoh utama itu (33). Kemah mengingatkan kita akan hari raya pondok daun, saat umat Israel tinggal di kemah untuk merayakan berkat Tuhan melalui keberhasilan panen (Ul. 16:13-15). Petrus merasa bahwa penglihatan itu begitu bagus, sehingga kalau boleh berlama-lama menikmati suasana ‘surgawi’ tersebut. Suara Allah, "Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia" (35) yang menyadarkan mereka bahwa penglihatan ini untuk mengingatkan mereka agar taat kepada Tuhan Yesus. Momen seperti pemuliaan Kristus penting dalam perjalanan pemuridan kita. Saat langkah menjadi berat karena tantangan yang dihadapi, maka merasakan persekutuan dan kehadiran Sang Ilahi menjadi penguat asa dan semangat. Tentu, tidak boleh lama-lama apalagi terlena. Masih ada tugas menanti. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |