Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2010/02/03 |
|
Rabu, 3 Februari 2010
|
|
Judul: Penghujatan Orang yang dikuasai setan itu bisu dan buta. Yesus menyembuhkan dia sehingga ia dapat melihat dan berbicara kembali. Takjubnya orang banyak terhadap Yesus dipatahkan orang Farisi dengan mengatakan bahwa Yesus memakai kuasa Beelzebul, pemimpin setan, untuk mengusir setan (ayat 24). Mereka berasumsi, jika setan tunduk pada perintah Yesus untuk pergi dari orang yang dirasuknya, bukankah itu berarti Yesus memiliki kuasa pemimpin setan, yaitu Beelzebul. Tuduhan ini jelas berbahaya karena bagi orang Yahudi, mempraktekkan kuasa setan diancam hukuman rajam (dilempari batu). Namun logiskah pernyataan mereka? Jika setan ingin berkua-sa di dunia ini, mungkinkah ia mengusir sekutunya dari orang yang sedang dia kuasai? Ini tidak masuk akal. Argumen Yesus jelas: kerajaan atau kota yang terpecah belah pasti akan jatuh. Ini juga berlaku untuk kerajaan setan. Jika Yesus meng-usir setan, bukankah berarti Ia tidak bersekutu dengan setan? Sebaliknya jika bukan karena setan, tentu mudah dipahami bahwa yang dapat melakukannya hanyalah kuasa yang lebih besar daripada kuasa setan. Lalu kuasa siapakah yang lebih besar dari kuasa setan? Jelas kuasa Allah! Respons orang Farisi terhadap mukjizat yang Yesus lakukan sesungguhnya berbicara tentang hati yang tidak percaya bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah. Ketidakpercayaan itu diekspresikan melalui perkataan mereka (ayat 30-32). Ini adalah penghujatan! Jika orang menolak Yesus, bisa saja karena orang itu tidak kenal Yesus dengan baik. Namun jika Roh Kudus telah memberi pencerahan, tetapi orang itu masih juga menolak Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka ia tidak akan diampuni (ayat 37). Sebab itu mari kita mendoakan orang-orang yang kita layani untuk menerima Injil. Doakan agar Roh Kudus melembutkan setiap hati yang keras agar terbuka pada kebenaran bahwa Kristus adalah Anak Allah.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |