Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2012/02/04

Sabtu, 4 Februari 2012

Markus 6:45-52
Pencobaan berlalu, tugas dimulai

Judul: Masih degil?
Degil menurut KBBI bisa berarti keras kepala atau kepala batu. Markus menggunakan istilah ini pada orang-orang Farisi yang melihat mukjizat Yesus namun menolak untuk memercayai atau menerimanya sebagai berasal dari Allah (3:5).

Apakah kata degil itu tepat dikenakan kepada para murid (6:52)? Para murid ini sudah mengikut Yesus cukup intens. Mereka menyaksikan pelbagai karya Yesus yang melampaui akal manusia untuk mengertinya. Bahkan mereka ikut mengalami kuasa-Nya langsung, misalnya ketika Yesus meneduhkan danau yang bergelora yang akan menenggelamkan perahi mereka (4:35-41) dan yang baru-baru saja mereka alami, menikmati makan malam yang mengenyangkan bersama lima ribu orang lainnya (6:42). Namun, hal-hal tersebut ternyata tidak membuat mereka mengenal Tuhan Yesus dengan benar dan menerima-Nya secara tepat. Dikatakan "sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil" (52).

Pengalaman menjelang dini hari, sehabis menikmati mukjizat pelipatgandaan roti dan ikan, tidak juga membuat mereka sadar. Padahal mereka menyaksikan Yesus berjalan di atas air, dan Dia meneduhkan angin sakal saat naik ke perahu mereka. Mereka melihat Yesus yang berjalan di atas air, namun mereka malah ketakutan seakan melihat hantu. Ini menggambarkan mata rohani yang buta atau picik. Buta karena memang tidak bisa melihat dengan benar. Picik karena setelah melihat dan mengenali pun, tetap tidak mau percaya.

Bagaimana supaya tidak tetap degil? Memang hanya anugerah Allah, karya Roh Kudus yang akan memampukan orang mengerti dan percaya kepada Tuhan Yesus. Akan tetapi, kita yang sudah menerima anugerah-Nya, kadang kala kita pun masih bersikap degil! Hal Itu dikarenakan kita tidak dekat dengan-Nya. Oleh karena itu, peliharalah hidup rohani Anda dengan merenungkan firman-Nya, dan berdoa seperti yang diteladankan oleh Yesus. Hanya saat kita memelihara relasi intim dengan Dia kita dimampukan untuk mengerti dan memercayai Dia dengan benar.

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2012/02/04/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org