Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/02/04 |
|
Rabu, 4 Februari 2015
|
|
Judul: Bahaya egosentrisme Buktinya ialah mereka saling memperebutkan kedudukan untuk mendampingi Yesus. Yesus membandingkan mereka dengan seorang anak kecil, untuk menunjukkan bahwa orientasi yang egosentris tidak akan menghasilkan apa-apa. Sebaliknya, menyambut seorang anak kecil, berarti mengarahkan perhatian keluar dari diri sendiri. Sikap seperti inilah yang harus dibangunkan dalam diri seorang murid Tuhan. Sikap eksklusif mereka dengan menolak orang lain yang mengusir roh jahat dalam nama Yesus merupakan contoh egosentrisme. Artinya, Yesus hanya untuk mereka, merekalah yang berhak mengatasnamakan diri-Nya untuk melakukan pelayanan. Pelayanan bukan demi Dia dan demi orang yang membutuhkannya, melainkan demi kemuliaan diri sendiri. Sikap keras yang ditunjukkan Yohanes dan Yakobus terhadap penduduk satu kota di Samaria yang menolak menerima Yesus semakin memperjelas eksklusivisme para murid. Memang Yesus sendiri memberikan petunjuk kelak bagaimana bersikap ketika ada kota atau masyarakat yang menolak pemberitaan mereka (10:10-12), akan tetapi tidak dalam bentuk penghukuman langsung melainkan peringatan keras. Seperti para murid perlu belajar merendahkan diri dengan berfokus pada Kristus, belajar memurnikan motivasi mereka, demikian juga kita. Dunia selalu menggoda kita untuk fokus kepada diri sendiri, tetapi ingat kita sudah ditebus dari perbudakan dosa dan daya tarik dunia untuk mengabdikan diri pada Kristus. Dan demi Kristus, kepada sesama. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |