Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2008/02/07 |
|
Kamis, 7 Februari 2008
|
|
Judul : Nyata di depan Yesus Pertentangan antara orang Yahudi dengan Yesus semakin terbuka. Namun pertentangan ini justru menjadi kesempatan bagi Yesus untuk menyampaikan kebenaran. Ketika mendengar pengajaran Yesus di Bait Allah, orang-orang Yahudi yang mendengar Dia melontarkan komentar yang bernada kagum dan heran (ayat 15). Mereka heran karena Orang yang berlatarbelakang tukang kayu memiliki kemampuan mengajar. Ini membuka kesempatan bagi Yesus untuk mengulangi pengajaran penting tentang kesatuan Bapa dan diri-Nya, yakni bahwa Dia diutus Bapa dan Bapa menjadi sumber pengajaran-Nya (ayat 16). Pengajaran itu kemudian dikembalikan untuk kemuliaan Bapa (ayat 17). Bukan seperti mereka yang mengakui Musa sebagai pemimpin besar yang telah mengajarkan Taurat, tetapi tidak mereka patuhi. Bahkan mereka melanggarnya karena memiliki rencana untuk membunuh Yesus (ayat 19). Bukankah ini melanggar Hukum Taurat keenam? Selain itu, mereka menyunat orang pada hari Sabat, tetapi menganggap upaya penyembuhan terhadap penyakit yang Yesus lakukan pada hari Sabat merupakan pelanggaran (ayat 23-24). Mereka telah bertindak seperti polisi Taurat, mengawasi agar setiap orang bertindak sesuai Taurat. Padahal mereka sendiri melanggarnya dengan berbagai alasan yang mereka buat sendiri. Bukankah ini berarti mereka telah bertindak sewenang-wenang dan memutarbalikkan Taurat? Pertemuan Yesus dengan para pemimpin agama Yahudi ternyata jadi membuka "kedok" yang selama itu menyelubungi wajah mereka. Sekian lama mereka bersembunyi di balik pengakuan diri sebagai ahli Taurat dan mengelabui banyak orang, tetapi saat itu di hadapan Yesus semua terlihat begitu jelas. Terbukti banyak orang yang tidak mengetahui konspirasi mereka untuk membinasakan Yesus (ayat 20). Berhadapan dengan Yesus juga akan membuat kita tidak dapat bersembunyi di balik selubung apa pun. Semuanya akan nyata terlihat. Yang perlu kita lakukan adalah mengakui keberadaan kita dan memohon kasih karunia Tuhan.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |