Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/02/08

Sabtu, 8 Februari 2014

Yohanes 12:44-50
Sang Anak dan Bapa-Nya

Judul: Sang Anak dan Bapa-Nya
Biasanya awam berpendapat para dalang suatu kejahatan seperti aksi terorisme layak menerima hukuman yang lebih berat, setidaknya sama berat, dengan para pelaku aksi teror itu sendiri. Dasar pemikiran ini biasanya sederhana. Si pelaku mungkin hanya bertindak sekali itu, sebelum akhirnya tertangkap. Namun, si dalang bisa melakukan itu berkali-kali, sepanjang ia bisa menemukan orang-orang baru yang bersedia direkrut sebagai orang suruhan.

Di dalam nas ini, relasi antara Yesus sebagai Sang Anak dengan Bapa-Nya kembali dijelaskan secara lugas. Segala respons yang ditujukan orang kepada Yesus, sejatinya juga ditujukan kepada Sang Bapa yang mengutus Dia (44-45), supaya Ia boleh menjadi terang bagi dunia (46; bdk. Yoh. 1:5, 3:19, 8:12, 12:35). Di bagian akhir nas ini, Yesus juga kembali menegaskan posisi-Nya sebagai utusan dan penyambung lidah Sang Bapa (49-50). Di tengah nas ini, ada sesuatu yang seakan-akan kontradiktif: Yesus menyatakan diri tidak datang untuk menghakimi dunia (47; bdk. Yoh. 3:17, 8:15-16), sementara di nas-nas lain Yesus justru menegaskan diri-Nya memiliki kuasa untuk menghakimi (5:22, 27, 30, 9:39). Kedua penekanan ini sebenarnya tidak bertentangan.Tujuan utama kedatangan Yesus adalah supaya manusia percaya dan diselamatkan. Penghakiman terjadi otomatis melalui kedatangan dan firman sang terang itu: pemuliaan Sang Anak di kayu salib pun merupakan momen penghakiman atas dunia ini

Nas hari ini mengingatkan kita bahwa respons kita kepada Tuhan Yesus sama dengan respons kita kepada Sang Bapa. Di dalam perjuangan kita menaati kata-kata Yesus, kita mesti ingat bahwa itu semua pun adalah perintah Sang Bapa sendiri. Demikian pula sebaliknya, kita tak mungkin melihat Sang Bapa dan anugerah-Nya tanpa percaya kepada Tuhan Yesus. Karena Tuhan Yesus, kita tidak perlu takut lagi kepada penghakiman Sang Bapa. Keduanya tidak terpisahkan dan karenanya, kita tidak boleh melupakan salah satu di dalam kehidupan ibadah kita. Mari kita syukuri karya anugerah Sang Bapa dan Sang Anak di dalam hidup kita!

Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org