Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2021/02/08 |
|
Senin, 8 Februari 2021 (Minggu ke-5 sesudah Epifani)
|
|
Tuhan memerintahkan agar umat Tuhan menetapkan enam kota perlindungan, yakni tiga kota di tanah Kanaan dan tiga kota lagi di seberang sungai Yordan (9-11). Kota-kota perlindungan ini berfungsi untuk menjadi tempat perlindungan bagi setiap orang yang dengan tidak sengaja menyebabkan kematian seseorang (15). Tuhan menetapkan adanya kota perlindungan agar umat Tuhan tidak bertindak semena-semena atau main hakim sendiri. Tuhan ingin agar umat-Nya hidup dalam keadilan dan kebenaran. Karena itu, umat Tuhan tidak boleh menghukum seseorang tanpa melalui penghakiman dan pembuktian kesalahan. Allah menyediakan kota-kota perlindungan agar setiap orang, baik bangsa Israel maupun orang asing, dapat mencari perlindungan dan keadilan. Perikop kita hari ini ditutup dengan kalimat yang begitu jelas bahwa umat Tuhan harus hidup dalam keadilan dan kebenaran karena Tuhan sendiri hidup di antara umat-Nya (33-34). Tuhanlah sumber keadilan dan kebenaran, dan Tuhan ingin umat-Nya hidup adil dan benar. Hidup dalam keadilan dan kebenaran berarti kita tidak boleh main hakim sendiri. Tindakan main hakim sendiri yang sering terjadi dapat berupa tindakan pengeroyokan secara sepihak. Namun, ada juga bentuk main hakim sendiri yang berupa penyampaian atau penyebaran berita yang belum tentu benar. Kita tidak boleh menghakimi orang lain; sebaliknya, kita harus menjunjung asas praduga tak bersalah dengan tidak membagi-bagikan atau meneruskan informasi tentang seseorang yang belum jelas kebenarannya. Berita yang sudah terlanjur tersebar dan belum terbukti kebenarannya membuat korban tidak memiliki kesempatan untuk membela diri atau mengupayakan kebenaran. Tindakan klarifikasi sering tidak bisa memulihkan stigma sosial yang sudah terlanjur melekat. Kita harus berhati-hati pada saat berbagi informasi di media sosial. Kita harus memastikan kebenarannya terlebih dahulu sehingga media sosial kita tidak tercemar. Di dalam media sosial pun kita harus bisa menunjukkan perilaku adil dan benar. [RGD]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |