Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/02/10 |
|
Minggu, 10 Februari 2019 (Minggu ke-5 sesudah Epifani)
|
|
Kerajaan Majapahit berdiri karena keberanian Raden Wijaya dan pasukannya melakukan babad alas (hutan) Tarik. Indraprastha atau Amarta menjadi kerajaan hebat, menurut Mahabarata, juga demikian. Keperkasaan putra-putra Pandhu melakukan babad alas Wanamarta menjadi kuncinya. Istilah babad alas sering dipakai dalam menggambarkan keberanian membuka kemungkinan baru. Sebuah tantangan khusus bagi orang-orang pemberani. Kepada suku Efraim dan Manasye, Yosua memberikan tantangan, "Engkau ini bangsa yang banyak jumlahnya dan mempunyai kekuatan yang besar; tidak hanya satu bagian undian ditentukan bagimu, tetapi pegunungan itu akan ditentukan bagimu juga, dan karena tanah itu hutan, haruslah kamu membukanya; kamu akan memilikinya sampai kepada ujung-ujungnya, sebab kamu akan menghalau orang Kanaan itu, sekalipun mereka mempunyai kereta besi dan sekalipun mereka kuat" (17:17-18). Suku keturunan Yusuf itu harus mengalahkan bangsa Kanaan. Bangsa itu terkenal dengan ketangguhan kereta besi dan keterampilan berperang. Mampukah mereka mengalahkannya? Ternyata, keberanian keturunan Yusuf melakukan babad alas membuat bangsa Kanaan takluk. Babad alas adalah sebuah keberanian untuk menghadirkan alternatif baru sekaligus mengoreksi pandangan lama. Semangat utamanya adalah membawa kebaikan bersama kepada seluruh ciptaan. Dalam hal inilah, umat Kristen ditantang untuk berani menghadirkan imajinasi baru guna menghadirkan kebaikan bagi alam semesta. Di tengah situasi krisis air, misalnya, komunitas kristiani harus berperan mengedukasi tentang budaya mengerti air. Pandangan teologis yang tidak menghormati kelangsungan mata air harus ditinggalkan. Sebagai gantinya, kita harus membangun pandangan kristiani dalam memahami budaya air (christian's water culture). Doa: Ya Tuhan, bantulah kami menemukan kemungkinan dan alternatif baru agar bisa melestarikan alam ini. [SeT]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |