Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2021/02/10 |
|
Rabu, 10 Februari 2021 (Minggu ke-5 sesudah Epifani)
|
|
Orang tua sering kali kewalahan menghadapi kenakalan anaknya. Demikian pula dengan Raja Daud, dia juga kewalahan menangani kenakalan Adonia, anaknya. Namun demikian, Raja Daud mendengarkan peringatan Allah yang disampaikan melalui Nabi Natan sehingga takhta kerajaan Israel selamat. Selama hidup Adonia ayahnya belum pernah menegur kelakuannya (6). Adonia tampaknya tumbuh menjadi anak yang mengambil keputusan sekehendak hatinya dan kurang menghormati ayahnya. Pada masa tua Daud, Adonia berani mengangkat dirinya sendiri menjadi raja dengan didukung Yoab, anak Zeruya dan Imam Abyatar (7). Namun demikian, Tuhan menolong Daud melalui Nabi Natan. Dia mengingatkan Batsyeba perihal sumpah Daud kepada Allah untuk mewariskan kerajaan Israel kepada anaknya, Salomo (11-14). Batsyeba pun kemudian mengingatkan Daud perihal sumpahnya itu. Selanjutnya, Nabi Natan kembali mengingatkan Daud mengenai kelakuan Adonia dan kelanjutan takhta kerajaan Israel (22-27). Adonia perlu belajar dari ayahnya, Daud, yang sangat dekat dengan Tuhan. Dia perlu belajar lebih peka menaati pimpinan Allah. Dia juga perlu belajar mengendalikan diri. Menjadi raja Israel bukanlah soal kemampuan dan kecakapan, tetapi siapa yang berkenan di hadapan-Nya. Tuhan berkenan kepada Salomo sehingga Daud bersumpah mewariskan takhta kerajaan Israel kepadanya. Sebaliknya, meskipun cakap, Adonia tidak diperkenan oleh Tuhan sehingga tidak layak menjadi raja atas Israel. Kita bisa memiliki segala kecakapan dan kemampuan, tetapi semua itu akan sia-sia jika Tuhan tidak berkenan atas kita. Oleh karena itu, hal yang terutama yang perlu kita miliki adalah kelayakan diri di hadapan Allah. Oleh karena kita berdosa, kita perlu terus membangun relasi dengan Allah dan sesama agar memiliki kepekaan terhadap pimpinan Tuhan di dalam hidup kita. Dengan mengakui dosa-dosa kita, hidup kita menjadi berkenan di hadapan Allah. Mari kita datang kepada-Nya sebelum mengambil keputusan penting di dalam hidup kita. [RGD]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |