Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2024/02/10 |
|
Sabtu, 10 Februari 2024 (Minggu ke-5 sesudah Epifani)
|
|
Apa yang akan kita lakukan jika kita telah berkali-kali memberikan penjelasan kepada seseorang, tetapi ia tidak juga meresponsnya dengan baik? Ini bukan pertama kalinya orang-orang Farisi mencobai Yesus. Kali ini mereka meminta-Nya untuk melakukan tanda dari surga (11). Mungkin itu karena ada yang menganggap bahwa Yesus adalah reinkarnasi Nabi Elia, dan Elia pernah mendapat tanda dari Tuhan berupa api yang turun dari langit (Mrk. 6:15; 1Raj. 18:36-38). Para cendekiawan agama itu mencoba menarik Yesus ke dalam permainan mereka. Tidak mereka ketahui bahwa Yesus berada dalam level yang jauh berbeda dari mereka. Sebagai Pribadi yang memiliki otoritas dan kesadaran yang lebih tinggi, Ia dapat menolak tuntutan yang tidak logis (12). Terlebih lagi, Yesus tahu apa yang ada di dalam hati setiap manusia. Sejak awal pelayanan-Nya, Yesus telah banyak sekali melakukan tanda-tanda mukjizat di hadapan orang banyak. Mereka sejujurnya tidak pernah kekurangan tanda. Namun, kebutaan rohani telah mengeraskan hati mereka. Jadi, Ia meninggalkan Dalmanuta dan tidak ada tanda mukjizat apa pun diadakan-Nya di sana (13). Tuhan tidak marah bila kita meminta tanda kehadiran atau penyertaan-Nya pada kita. Dalam persimpangan hidup yang krusial, kita tentu saja memerlukan petunjuk atau peneguhan dari-Nya. Tuhan menghargai permintaan yang tulus dari orang-orang yang meminta tanda. Namun, jika Ia telah berkali-kali memberi tanda, dan kita tetap mengabaikan tanda-tanda itu, layakkah kita memintanya lagi dan lagi? Mungkin kita pernah bersikap seperti orang Farisi di Dalmanuta. Kita meminta tanda dari Tuhan hanya untuk membenarkan kecurigaan kita dan memojokkan Dia. Ini adalah kesombongan. Jika ya, akuilah kesalahan itu dan bertobatlah. Mari kita berhenti menjadikan Tuhan sebagai objek percobaan kita. Saat kita butuh penguatan dari Tuhan, mintalah kepada-Nya sebagai Pemimpin dan Pemelihara kita. Sesungguhnya, apa yang kita perlukan bukanlah tanda dari Tuhan, melainkan kepekaan untuk mengenali tanda-tanda yang telah Ia berikan. [PHM] Baca Gali Alkitab 6 Tak ada orang yang sempurna; semua orang ada kekurangannya dan pasti pernah melakukan kesalahan. Di satu sisi, kita tahu hal ini. Di sisi lain, kita sering kali merasa sangat bersalah jika kita lupa akan sesuatu. Akibatnya, kita menjadi begitu sibuk dan resah dalam memberikan perhatian kepada setiap detail kebutuhan sehari-hari. Padahal, pada saat yang sama kita malah melupakan Pribadi yang terutama, yang selalu hadir dalam hidup kita dan mampu memenuhi segala kebutuhan kita. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |