Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2012/02/11 |
|
Sabtu, 11 Februari 2012
|
|
Judul: Tidak perlu ditanggapi Setelah Yesus menyelesaikan beberapa pekerjaan-Nya, orang Farisi muncul hendak bersoal jawab dengan Yesus dan meminta tanda yang membuktikan keilahian-Nya. Yesus tahu bahwa orang Farisi hendak mencobai-Nya (11). Motivasi orang Farisi ini membuat Yesus mengeluh di dalam hati lalu meninggalkan mereka (12-13). Yesus tidak mau melayani mereka dalam perdebatan, karena mereka tidak hendak belajar dari Yesus, hanya ingin mencobai-Nya. Padahal, Yesus telah melakukan banyak tanda, seperti menyembuhkan orang sakit dan memberi makan banyak orang. Sangat tidak masuk akal kalau mereka meminta tanda dari sorga hanya karena mereka tidak mengerti. Terbukti mereka hanya ingin menguji Yesus. Yesus memilih untuk meninggalkan orang Farisi itu daripada menghabiskan waktu dan energi bagi orang yang tidak mencari kebenaran. Sikap Yesus membuktikan bahwa Dia adalah Allah yang Mahatahu. Dia tidak bisa dicobai manusia. Namun, Dia akan serius meladeni mereka yang memang berkerinduan mengenal kebenaran sejati. Bagaimana kita bisa meneladani Tuhan Yesus? Amsal 26:4-5 mengajarkan kita memakai akal sehat kita dalam menanggapi orang-orang yang senang bersilat lidah. Kalau seseorang memang sedang mencari kebenaran, ladenilah dirinya dengan kasih dan kesabaran. Minta hikmat Tuhan bagaimana menolong orang tersebut menemukan kebenaran. Akan tetapi, kalau orang itu hanya ingin berdebat kusir atau menguji kita, jangan terjebak dengan perdebatan yang tak berguna. Mintalah hikmat dari Tuhan agar dapat memutus percakapan yang sia-sia. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |