Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2010/02/12 |
|
Jumat, 12 Februari 2010
|
|
Judul: Firman Tuhan yang utama Maka ketika murid-murid Tuhan Yesus tidak mencuci tangan sebelum makan, ini dianggap masalah besar oleh ahli Taurat dan orang Farisi. Lebih jauh lagi, tampaknya mereka menganggap bahwa Yesuslah yang mengajar murid-murid-Nya bertindak melawan tradisi agama (ayat 2). Yesus membalikkan pertanyaan mereka dengan pertanyaan mengapa mereka sendiri melanggar perintah Allah demi tradisi. Yesus pun memberi satu contoh yang memperlihatkan bagaimana mereka melanggar Hukum Taurat (hukum ke-5) dan mempertahankan tradisi yang bertentangan dengan Taurat itu sendiri (ayat 4-6). Melalui contoh itu, Yesus menunjukkan bahwa meskipun orang Farisi menggunakan tradisi mereka sebagai standar kebenaran, faktanya tradisi mereka sendiri bertentangan dengan hukum Allah. Maka menurut Yesus, makanan yang dimakan dengan menggunakan tangan yang tidak dicuci tidak mempengaruhi kerohanian seseorang. Namun apa yang keluar dari mulut seseorang, yaitu perkataannya, memperlihatkan kondisi hatinya (ayat 17-20). Apa yang keluar dalam wujud tindakan pun memperlihatkan hati orang. Mengabaikan keutamaan firman Allah dalam hidup memang jadi kecenderungan manusia. Namun kita tak boleh bersikap permisif dan mengatakan bahwa itu kelemahan manusia. Tetap jadikan firman Tuhan yang utama. Hanya firman Tuhanlah nutrisi bagi kerohanian kita. Jangan mengganti firman Tuhan dengan yang lain, buku-buku rohani sekalipun. Setiap hari tetap sediakan waktu untuk membaca Alkitab. Jadikan firman Tuhan yang kita baca itu sebagai fondasi bagi perilaku, cara berpikir, cara bersikap terhadap orang lain, dan juga dalam cara kita berkarya.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |