Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2011/02/12 |
|
Sabtu, 12 Februari 2011
|
|
Judul: Sukacita yang tertinggi Ketujuh puluh orang murid yang diutus untuk melayani kemudian kembali kepada Yesus dengan gembira. Meski pun semula Tuhan mengingatkan mereka bahwa mereka akan menghadapi kondisi menakutkan bagaikan anak domba yang berada di tengah-tengah serigala (Luk. 9:3), mereka kembali bukan dengan cerita-cerita yang mengerikan atau menyedihkan. Meskipun tugas yang dibebankan kepada mereka sangat berat dan banyak tantangan, tetapi mereka berhasil menjalaninya karena mengikuti apa yang diperintahkan oleh Yesus. Maka mereka pulang dengan gembira, mereka takjub karena mereka dapat melakukan berbagai mukjizat. Yesus sebelumnya memang memperlengkapi mereka dengan kuasa atas penyakit, tetapi mereka takjub karena ternyata mereka bisa juga mengalahkan setan-setan (17). Memang tidak tertulis apa yang mendasari sukacita mereka. Mungkin saja mereka merasa diri sudah hebat karena sudah bisa melakukan apa yang dilakukan oleh Guru mereka, atau bisa jadi mereka merasa diri diperkenan Allah sehingga dimampukan melakukan mukjizat-mukjizat itu. Namun Yesus memperingatkan mereka untuk tidak mabuk atas keberhasilan mereka dalam pelayanan. Karena bukan itu yang terutama yang dapat menjadi landasan sukacita. Menurut Yesus, sukacita orang yang terbesar seharusnya hanya karena namanya tercatat di surga. Tidak ada yang lebih penting bagi manusia, selain bahwa dirinya telah diselamatkan melalui darah Kristus.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |