Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2021/02/12 |
|
Jumat, 12 Februari 2021 (Minggu ke-5 sesudah Epifani)
|
|
Pesan seseorang sebelum meninggal atau wasiat sering merupakan hal yang sangat penting. Bisa jadi wasiat itu merupakan pedoman hidup atau tindakan-tindakan yang tak sempat dilakukan semasa hidup. Maka, penting bagi orang yang ditinggalkan untuk memperhatikan dengan sungguh-sungguh wasiat itu. Wasiat Daud kepada Salomo bisa dibagi dalam dua bagian. Bagian pertama adalah mengenai prinsip hidup seorang raja. Daud menegaskan kepada Salomo bahwa raja bukanlah tuan di atas segala tuan. Raja harus tunduk kepada Allah. Oleh karena itu, Daud memerintahkan Salomo untuk menjalankan kewajibannya selaku raja dengan setia kepada Allah dan hidup menurut jalan-Nya (3). Berkat dari semua itu adalah takhta kerajaan akan menjadi milik keluarga Daud selama-lamanya (4). Dari penegasan Daud itu jelas bahwa Allah menghendaki seorang raja harus tetap tunduk kepada Allah. Dia mesti menjadi teladan bagi rakyatnya. Ketika raja tidak lagi menjadi teladan, maka Allah, Sang Pemilik takhta itu, akan bertindak. Maksud dari semua ini adalah Allah menginginkan semua pemerintah di bumi mengikuti hukum surga. Itu berarti seorang raja harus mengatur pemerintahannya seturut dengan kehendak Allah sendiri. Itulah yang menjadi bagian kedua dari pesan terakhir Daud. Kepada Salomo, Daud berpesan untuk bertindak sebijaksana mungkin terhadap Yoab, anak-anak Barzilai, dan Simei. Daud meminta Salomo menghukum Yoab dan Simei. Penghukuman itu memperlihatkan bahwa raja--sebagai mandataris Allah--bersifat adil. Yang salah harus dihukum. Sedangkan ganjaran yang baik bagi anak-anak Barzilai juga memperlihatkan bahwa kebaikan seseorang itu tetap diingat oleh Allah. Apa yang akan dilakukan Salomo memperlihatkan betapa raja semestinya memperlihatkan keadilan dan kasih Allah. Raja harus bertindak seperti Allah sendiri terhadap umat-Nya. Dia harus mematuhi Allah karena Kerajaan Israel adalah milik Allah sendiri. Itu jugalah panggilan kita, umat percaya abad XXI. [YMI]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |