Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2024/02/12 |
|
Senin, 12 Februari 2024 (Minggu ke-6 sesudah Epifani)
|
|
Mukjizat kesembuhan biasanya dijadikan tontonan spektakuler di depan sebanyak mungkin orang, tetapi nas bacaan kita memperlihatkan peristiwa lain yang unik. Cara Yesus menyembuhkan orang buta menarik karena dua hal. Pertama, Yesus sengaja membawanya menjauh dari pandangan orang sedesa (23). Setelah orang buta itu sembuh, Yesus pun tidak mengizinkannya kembali ke kampung itu (26). Kedua, untuk mencelikkan orang buta itu, Yesus menjamah matanya dua kali (23, 25). Apakah Yesus kehabisan kuasa? Tidak mungkin. Sebab orang buta itu akhirnya dapat melihat dengan jelas. Ada dua makna yang tersirat dari cerita ini. Pertama, Yesus tidak mau memperlihatkan tanda mukjizat apa pun kepada penduduk Betsaida. Mengapa? Karena kota itu termasuk kota yang dikecam Yesus karena tidak bertobat sekalipun telah menyaksikan banyak mukjizat (lih. Mat. 11:21). Kedua, kesembuhan orang buta tersebut kontras dengan ketidakpercayaan para murid. Sudah begitu banyak mukjizat yang mereka lihat, tetapi mereka tetap saja dilanda kekhawatiran (lih. Mrk. 8:17). Kebutaan rohani mereka ternyata belum sembuh. Maka, ini waktu yang tepat bagi kita untuk bertanya: Apakah kerohanian kita telah dipulihkan seperti orang buta yang telah dicelikkan itu? Atau, apakah kita masih buta terhadap realitas iman sejati seperti para murid saat itu? Jika kita termasuk dalam kategori yang pertama, selamatlah kita. Namun, jika kita masih dalam kategori yang kedua, bertobatlah! Bagaimana caranya? Datanglah kepada Yesus. Atau, seperti orang buta di dalam cerita ini, carilah orang lain yang dapat membawa kita kepada Yesus. Lalu, mintalah agar Tuhan menyembuhkan kebutaan rohani kita. Jangan puas bila kita baru melihat secara samar-samar. Iman dan pengenalan kita akan Allah harus paripurna. Mungkin kita perlu berdoa sekali lagi, atau beberapa kali lagi, supaya Tuhan memulihkan kita sampai tuntas. Ketika Tuhan memutuskan bahwa Ia akan memulihkan kehidupan kita, percayalah, Ia akan memulihkannya secara paripurna. [PHM]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |