Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2011/02/13 |
|
Minggu, 13 Februari 2011
|
|
Judul: Minta keadilan pada Tuhan Nama baik pemazmur dicemarkan, ia difitnah dan dikejar musuh yang bertekad menghancurkan dia. Bagaimanakah pemazmur bereaksi terhadap tuduhan keji itu? Keyakinan pemazmur bahwa dia tidak bersalah dituangkan dalam keberaniannya untuk meminta keadilan dari Tuhan. Pemazmur percaya bahwa Tuhan adalah Hakim adil, yang bukan hanya memeriksa perkara perseorangan, tetapi juga perkara bangsa-bangsa (8-9). Dia pasti menghukum orang bersalah dan membela orang benar (11-12). Pertama-tama, ia meminta supaya Tuhan sendiri yang memeriksa perkaranya (4, 5, 9). Jika ia bersalah dan tuduhan mereka yang memfitnah itu ternyata benar, biarlah ia menerima hukuman setimpal. Biarlah mereka yang menuduh dia menjadi alat Allah untuk menghakimi dia (6). Pemazmur juga meminta agar keadilan Allah juga diberlakukan atas para musuhnya. Biarlah terbukti siapa yang salah dan siapa benar. Biarlah orang yang bersalah menerima pembalasan setimpal (10, 13-17). Dunia tidak menyukai kebenaran karena kebenaran seperti terang yang menelanjangi kegelapan. Selama kita hidup benar maka permusuhan, fitnah, bahkan aniaya akan kita hadapi. Jangan takut karena Allah tahu membela umat-Nya dari perlakuan tidak adil dan semena-mena. Yang penting kita harus menjaga diri agar kebenaranlah yang selalu kita junjung tinggi. Juga disertai kasih, sehingga isi doa kita bukan semata pembalasan, tetapi pengampunan. Maka hiduplah sedemikian rupa sehingga orang-orang yang membenci dan memfitnah kita, tidak dapat menemukan kesalahan kita!
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |