Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/02/13 |
|
Jumat, 13 Februari 2015
|
|
Judul: Tidak boleh kosong Bersih dalam arti seperti ini berarti keadaan yang berbahaya! Orang yang hatinya kosong berpotensi untuk diisi dengan berbagai hal apa saja. Dalam perumpamaan Tuhan Yesus ini dikatakan bahwa kekosongan rumah tersebut akhirnya dimanfaatkan oleh roh-roh jahat untuk menduduki dan menghuninya. Apa sebenarnya yang mau diajarkan Tuhan Yesus melalui perumpamaan ini? Seseorang yang menerima anugerah Tuhan, tidak bisa merespons anugerah itu dengan masa bodoh (baca: netral). Dia harus membuka diri untuk menyambut anugerah itu dan hidup di dalam anugerah itu agar hidupnya berkembang sesuai dengan kelimpahan anugerah tersebut. Dengan demikian tidak ada kekosongan dalam hidupnya karena ia mengisinya dengan kebenaran firman Tuhan. Perjanjian Lama menyediakan ilustrasi sebagai berikut: Umat Israel telah menerima anugerah dimerdekakan dari perbudakan Mesir. Kemerdekaan mereka itu tidak berarti mereka otonom. Mereka barulah benar-benar merdeka pada saat mereka menundukkan diri pada Sang Pembebas tersebut dengan menaati Perjanjian Sinai dan Hukum Tauratnya. Kalau mereka menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk hidup bebas dari Allah, akibatnya akan sangat mengerikan. Itulah yang terjadi ketika mereka menyembah lembu emas, atau kemudian hari berbagai berhala dan dewa-dewi bangsa Kanaan. Bagaimana kita tahu bahwa seseorang telah mengisi hidupnya dengan anugerah Tuhan? Dari buahnya, yaitu hidup yang diubahkan karena melakukan firman Tuhan (28). Orang bisa saja gembar-gembor dirinya orang Kristen, tetapi yang membuktikan dirinya Kristen sejati ialah buah yang dihasilkannya. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |