Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/02/13 |
|
Senin, 13 Februari 2017 (Minggu ke-6 sesudah Epifania)
|
|
Yesus tumbuh besar di Nazaret, namun Ia ditolak oleh masyarakat di sana. Mereka merasa kecewa karena Yesus yang melakukan berbagai mukjizat ternyata orang yang mereka kenal sejak kecil. Mereka tidak dapat menerima status sosial Yesus yang bukan dari golongan terhormat dapat menjadi seorang yang memiliki kuasa untuk melakukan mukjizat. Karena itulah, Yesus mengatakan bahwa seorang nabi tidak diterima di tempat asalnya. Di satu sisi, menjadi seorang yang dikenal orang banyak dapat menguntungkan karena kita memiliki jaringan pertemanan yang luas. Jejaring sosial itu dapat menolong kita saat membutuhkan sesuatu, misalnya donor darah. Mudah mencari donor karena dikenal oleh banyak orang. Di sisi lain, dikenal oleh banyak orang dapat menjadi hal yang tidak menguntungkan kita. Yesus dikenal oleh masyarakat Nazaret sejak kecil justru mengalami penolakan sehingga tidak memungkinkan Ia membuat banyak mukjizat. Tampaknya, penduduk Nazaret tidak dapat menerima kenyataan bahwa Pembuat mukjizat itu adalah anak tukang kayu, tetangga mereka. Tindakan penolakan tersebut merupakan hal yang lumrah terjadi. Sebab pada umumnya orang menilai seseorang berdasarkan apa yang tampak, seperti: status sosial, ekonomi, keturunan, relasi dengan orang berpengaruh, dan lain sebagainya. Jarang sekali kita menilai berdasarkan kualitas pribadi dan potensi seseorang. Akibatnya, terjadilah penerimaan atau penolakan secara tidak masuk akal. Misalnya dalam dunia pekerjaan di mana seseorang diterima atau ditolak berdasarkan status, agama, relasinya dengan orang dalam, atau hal lain yang tidak ada hubungan dengan kualitas yang dibutuhkan dalam pekerjaan tersebut. Penolakan tidak dapat dijadikan alasan untuk menyerah. Kita harus bergiat untuk berkarya sekalipun ditolak. Seperti Yesus tidak berhenti berkarya, demikian pula kita jangan cepat menyerah. Jangan kita kalah dengan situasi tersebut! Sebaliknya, kita harus menang dengan cara menunjukkan kualitas kita. [THIE]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |