Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/02/13 |
|
Kamis, 13 Februari 2020 (Minggu ke-5 sesudah Epifania)
|
|
Apa yang akan kita lakukan saat melihat ketidakadilan? Terkadang sulit untuk menunggu yang berwenang berbuat sesuatu, apalagi kalau yang berwenang tidak bertindak. Pada masa itu, raja bertindak sebagai hakim. Sejak subuh raja dan wakil-wakilnya menerima pengaduan warga yang butuh diselesaikan perkaranya secara adil. Tamar diperkosa oleh Amnon. Selama dua tahun Raja Daud tidak berbuat apa-apa. Karena itu, Absalom membunuh Amnon (2Sam. 13:1-30). Tiga tahun Absalom hidup dalam pelarian dan dua tahun dikucilkan dari istana. Ia ingin kejelasan sikap Raja Daud, ayahnya. Apakah ia dipandang bersalah? Jika pengucilan ini hukuman, sampai kapan ia harus menjalaninya? Mungkin Absalom kecewa dan tidak puas akan sikap Raja Daud yang sengaja mendiamkan kasus pemerkosaan terhadap adiknya. Akhirnya, ia hendak mengudeta ayahnya sendiri. Rakyat yang mau mengadukan perkara kepada raja, dipanggilnya. Ia berjanji bahwa jika ia diangkat menjadi raja, ia akan menyelesaikan perkara mereka dengan adil. Begitulah Absalom mendapat simpati rakyat. Tidak selalu mudah untuk menentukan sikap ketika kita melihat ketidakadilan. Apakah harus menunggu yang berwenang bertindak? Bila harus berbuat sesuatu, sejauh mana kita boleh bertindak? Bila bertindak menegakkan keadilan, apa motivasi kita? Apakah murni untuk menolong orang dan memperbaiki sistem, atau karena didorong perasaan diri yang paling benar? Tindakan Absalom main hakim sendiri memakan korban. Kudeta yang dilancarkannya membuat kerajaan terpecah dan memakan banyak korban. Merasa diri lebih mampu menegakkan keadilan ketimbang ayahnya, malah mengakibatkan kejatuhannya dan tidak membawa kebaikan bagi siapa pun. Kita perlu berhati-hati dalam menimbang perkara. Mati-matian membela korban belum tentu membawa keadilan. Menyalahkan pelaku habis-habisan belum tentu mendatangkan kedamaian. Doa: Tuhan, karuniakanlah kami hati yang mampu menimbang perkara dan mengupayakan kebaikan bagi semua orang. [WTH]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |