Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2021/02/13 |
|
Sabtu, 13 Februari 2021 (Minggu ke-5 sesudah Epifani)
|
|
Tentulah tak mudah bagi Salomo untuk menjalankan nasihat orang tuanya. Meski raja, dia tak begitu saja bisa membunuh Yoab dan Simei atas kesalahan mereka pada masa lalu--Yoab telah membunuh Abner tanpa alasan dan Simei telah mengutuki Daud. Menarik disimak, dalam perikop ini, Allah sendiri yang membuka jalan untuk semuanya itu. Adonia memohon kepada raja melalui Batsyeba untuk menjadikan Abisag, gadis Sunem itu, sebagai istri. Abisag adalah salah seorang istri Raja Daud. Salomo melihat rencana itu sebagai usaha Adonia yang didukung Yoab untuk menjadi raja yang sah. Pada masa itu, siapa pun yang menikahi istri raja dianggap mewarisi takhtanya. Salomo yang peka akan muslihat itu langsung memerintahkan Benaya untuk membunuh Adonia. Hukuman raja membuat Yoab kelimpungan. Yoab lari ke Kemah Tuhan dan memegang tanduk-tanduk mazbah. Karena seluruh mazbah kudus, orang yang memegang sudutnya saja dianggap terlindung dari pembunuhan. Namun demikian, Yoab melakukan blunder ketika menolak keluar dari kemah Tuhan sembari berkata, "Tidak, sebab di sinilah aku mau mati" (30). Perkataan itu malah menjadi alasan sah bagi Salomo untuk menuntaskan wasiat Daud. Berkait wasiat orang tuanya tentang Simei, Salomo mendapat kesempatan ketika Simei melanggar janji yang diucapkannya sendiri di hadapan Salomo. Simei yang telah berjanji tidak akan keluar dari Yerusalem, ternyata meninggalkan Yerusalem untuk mengambil kembali dua orang hambanya yang melarikan diri. Bisa jadi Simei lupa akan janjinya atau dia merasa Salomo tak akan mempermasalahkannya. Melanggar janji kepada raja adalah kesalahan dan hukumannya adalah mati. Dengan terbunuhnya Simei, kutukan Simei terhadap Daud diakhiri. Apa yang bisa kita pelajari dari perikop ini? Dalam beberapa kasus, agaknya kita tak perlu berencana macam-macam. Jika memang itu kehendak Allah, Dia akan menyediakan jalan untuk kita lalui. Percayalah! [YMI] Baca Gali Alkitab 7 Menjelang kematiannya, Raja Daud berpesan kepada Salomo. Ada empat poin utama yang menjadi pesan Raja Daud kepada Salomo. Pertama, pesan Raja Daud tersebut sama seperti firman Allah kepada Yosua ketika hendak memimpin bangsa Israel memasuki Tanah Perjanjian (lih. Yos. 1:5-7). Kedua, Salomo harus menunjukkan kewibawaannya sebagai laki-laki, yaitu mencerminkan citra Allah. Ketiga, Salomo harus menaati firman Allah yang tertulis di dalam hukum-hukum Musa (lih. Yos. 1:7-8). Keempat, Salomo harus hidup menurut jalan yang ditunjukkan Allah supaya keturunannya tidak terputus dari takhta Israel, sesuai janji Tuhan kepada Raja Daud (lih. 2Sam. 7:12-14). Ada juga pesan Daud yang bersifat politik, yaitu terkait dengan: 1) Yoab yang membunuh kedua panglima Israel di masa damai, 2) anak-anak Barzilai yang menyambut Raja Daud ketika melarikan diri dari Absalom, 3) Simei yang mengutuki Raja Daud ketika pergi ke Mahanaim. Raja Daud memerintah Israel selama 40 tahun. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |