Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2007/02/14 |
|
Rabu, 14 Februari 2007
|
|
Judul: Sekarang waktunya! Free pass adalah tiket bebas masuk untuk menonton film di bioskop. Tiket ini diberikan kepada orang-orang yang bekerja atau memiliki saham di bioskop tersebut. Sebagai keturunan Abraham, orang Israel mengira bahwa fakta itu merupakan jaminan untuk memperoleh free pass guna masuk ke dalam Kerajaan Surga. Padahal Yohanes pernah memperingatkan mereka akan hal ini (bdk. Luk. 3:7-8). Yesus juga menyanggah pendapat itu melalui perumpamaan tentang pintu yang sempit. Dalam perumpamaan ini kelihatannya seorang Tuan Rumah sedang mengadakan perjamuan. Namun tidak mudah untuk masuk ke dalam karena hanya ada satu pintu sempit, sementara banyak orang yang akan masuk (29). Itu sebabnya tiap orang harus berjuang keras untuk masuk. Tidak ada seorang pun yang mendapatkan free-pass. Bukan hanya itu masalahnya. Pintu akan segera ditutup. Mungkin perjamuan akan segera dimulai. Itu berarti tertutupnya kesempatan untuk masuk, siapapun dia dan bagaimanapun usahanya untuk masuk! Juga meskipun mereka berupaya mengetok pintu dan mengaku pernah bersama-sama dengan Si Tuan Rumah (25-27). Itu sebabnya tiap orang harus bertindak cepat! Perumpamaan ini adalah pesan yang Yesus ingin sampaikan pada para pendengar-Nya: waktu untuk bertobat dan menerima Yesus sungguh singkat! Pesan ini juga merupakan peringatan bagi kita. Bertobatlah dan masuklah ke dalam Kerajaan Allah segera, selama pintu masih terbuka. Yesus berkata bahwa kita harus berusaha keras untuk masuk karena belum tentu ada kesempatan lain. Ini bukan berarti bahwa keselamatan dapat diperoleh dengan usaha manusia, tetapi karena waktunya begitu singkat. Bagaikan hadiah yang sedang diperebutkan banyak orang, kita harus menggapainya. Kita tidak bisa bersikap pasif! Segera atau kita akan kehilangan! Karena itu, jangan tunda! Jangan sampai terlambat! Inilah waktunya untuk mengambil keputusan! Jangan sampai kesempatan ditutup dan kita akan menyesal selama-lamanya.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |