Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/02/14 |
|
Selasa, 14 Februari 2017 (Minggu ke-6 sesudah Epifania)
|
|
Herodes merupakan raja yang menguasai dan memerintah daerah Galilea. Sekalipun ia dijadikan "raja boneka" di bawah pemerintahan Romawi, ia tetap memiliki kekuasaan. Sayangnya, kekuasaannya tidak digunakan dengan bijaksana. Tindakannya mengambil istri saudaranya membuktikan sifatnya yang tidak bisa menahan nafsu. Memenjarakan Yohanes Pembaptis yang menegurnya menunjukkan bahwa dia tidak mau menerima teguran. Akhirnya, setelah membunuh Yohanes Pembaptis atas permintaan anak Herodias, dia dikejar-kejar rasa bersalah sehingga memandang Yesus sebagai kemunculan kembali Yohanes Pembaptis. Pengalaman Herodes mungkin juga dialami oleh orang lain, termasuk kita. Setelah melakukan kesalahan, kita terus-menerus dibayang-bayangi oleh kesalahan itu. Hidup kita merasa tidak tenang seperti dikejar-kejar oleh perasaan dihakimi di hadapan orang banyak. Keadaan seperti itu sangat tidak nyaman dan tenteram bagi kita. Bagaimana supaya kita tidak dikejar oleh dosa atau kesalahan tersebut? Pertama, tidak berbuat dosa lagi. Artinya, menata ulang hidup kita dengan kehati-hatian sehingga meminimalkan kemungkinan jatuh ke dalam dosa. Jika tidak berbuat dosa, tentu tidak dibayang-bayangi oleh perasaan bersalah. Kedua, sesegera mungkin memperbaiki kesalahan dengan cara mengaku dosa dan bertobat di hadapan Allah. Jika kesalahan itu dapat diperbaiki, segeralah perbaiki! Contohnya, saat merobohkan pagar tetangga, segeralah minta maaf dan memperbaikinya. Dengan demikian, kita berdamai dengan diri sendiri dan sesama yang kepadanya kita bersalah. Kenyataan bahwa manusia tak luput dari dosa bukan membuat kita merasa tak berharga dan berpengharapan. Dengan menyadari kelemahan itu, kita bisa mendekatkan diri kepada Tuhan, memohon pengampunan-Nya, dan menjalani kehidupan yang diperbarui. Tak ada kata terlambat untuk bertobat dan memperbaiki kesalahan. Dengan demikian, kita dapat hidup dengan tenteram tanpa dikejar dosa. [THIE]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |