Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/02/15 |
|
Minggu, 15 Februari 2015
|
|
Judul: Keadilan Tuhan Pemazmur mengaku diri tidak bersalah. Bahkan ia bersedia diperiksa dan diuji oleh Tuhan sendiri (9). Kalau memang terbukti bersalah, pemazmur rela menerima hukumannya berupa musuh yang akan membinasakan dirinya (4-6). Pemazmur berani diuji oleh Tuhan karena ia mengetahui karakter Tuhan yang adil (10, 12, 18). Tuhan membenci segala kejahatan dan kecurangan. Tuhan adalah hakim yang adil yang bukan hanya akan mengadili pribadi-pribadi yang fasik, tetapi juga terhadap bangsa-bangsa yang jahat. Dalam keadilan-Nya, Tuhan akan menghentikan kejahatan orang fasik, sebaliknya orang benar akan ditegakkan-Nya agar tetap melakukan kebenaran (10). Pemazmur yakin bahwa orang fasik akan menghadapi penghakiman Tuhan yang adil. Orang-orang fasik itu digambarkan bukan hanya merencanakan dan melakukan tindakan-tindakan jahat terhadap sesama manusia (14), bahkan isi hati dan motivasi mereka semuanya jahat (15). Keadilan Tuhan akan membalaskan kejahatan orang fasik setimpal (16-17). Mustinya masih membekas dalam ingatan kita, bagaimana kepala negara kita sebelum dilantik, bahkan sebelum ditetapkan sebagai pemenang pemilu 2014, menghadapi berbagai hujatan untuk menjegalnya menjadi presiden. Namun, di hadapan Allah yang mahatahu dan yang mahaadil, segala hujatan itu tidak terbukti. Jadi, jangan pernah undur dalam kebaikan yang Anda lakukan. Mintalah kekuatan dari Tuhan saat Anda dihujat. Buktikan dengan hidup dan karya Anda, bahwa Anda adalah anak-anak terang! Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |