Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/02/15 |
|
Rabu, 15 Februari 2017 (Minggu ke-6 sesudah Epifania)
|
|
Yesus pergi ke tempat sunyi. Untuk apa? Tentunya mencari keheningan. Bisa jadi untuk beristirahat sejenak, atau sembari merenungi kematian Yohanes Pembaptis yang masih kerabat-Nya. Namun, kondisi tiba-tiba berubah drastis karena banyak orang berbondong-bondong mendatangi Dia. Kira-kira 5.000 orang laki-laki, belum termasuk kaum perempuan dan anak-anak. Melihat orang sebanyak itu, hati Yesus tergerak oleh belas kasihan. Menyingkirkan permasalahan pribadi-Nya, Yesus menyembuhkan yang sakit, bahkan juga memikirkan kebutuhan jasmani orang-orang tersebut. Pada sisi kemanusiaan-Nya, Yesus merasakan apa yang dirasakan oleh manusia pada umumnya. Dukacita atas meninggalnya Yohanes Pembaptis merupakan hal yang manusiawi. Tetapi, Yesus tidak membiarkan diri-Nya larut oleh perasaan-Nya. Dia tetap berkarya karena belas kasihan-Nya kepada orang banyak. Dia sungguh-sungguh mempraktikkan ajaran-Nya, yaitu menyangkal diri. Dia menyangkal keberadaan-Nya yang sedang butuh hiburan dan waktu untuk menyepi serta merenung. Dia memilih untuk berkarya bagi banyak orang. Banyak jenis pekerjaan yang membutuhkan pengabdian dan kerelaan untuk menyingkirkan kepentingan diri sendiri, seperti: bidan, dokter, pemadam kebakaran, penanggulangan bencana, pejabat pemerintah, dan lainnya. Jabatan tersebut menuntut tanggung jawab yang besar. Contohnya, seorang wanita yang akan melahirkan tidak bisa ditunda oleh bidan maupun dokter. Rumah yang kebakaran harus segera dipadamkan apinya oleh petugas pemadam kebakaran (Damkar). Mereka harus siap sedia bekerja siang dan malam demi memenuhi tugas dan tanggung jawab mereka untuk melayani masyarakat. Orang percaya dipanggil Allah untuk menjadi terang dan garam dunia. Adakah belas kasihan kita masih terasah saat melihat kondisi yang membutuhkan uluran tangan kita? Siapkah kita meninggalkan zona kenyamanan demi meneladani Kristus yang adalah sumber dan pusat hidup dari perbuatan baik kita. [THIE]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |