Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2007/02/16 |
|
Jumat, 16 Februari 2007
|
|
Judul: Harus rendah hati Biasanya orang sangat senang menerima penghargaan, karena itu menunjukkan kemampuan dan kelebihannya. Namun bisa saja penghargaan membuat seseorang menjadi tinggi hati. Dalam perumpamaan pertama, Yesus memperingatkan bahwa penghargaan bukan merupakan sesuatu yang seharusnya menjadi ambisi, tetapi merupakan anugerah. Karena itu jangan pernah merasa layak untuk mendapatkan tempat kehormatan, atau memburu penghargaan demi gengsi, harga diri atau untuk menaikkan status sosial (8). Bisa saja itu jadi berbalik mempermalukan diri kita sendiri, terlebih bila kita berhadapan dengan orang yang memang benar-benar pantas mendapatkannya (9). Kalau memang layak untuk memperoleh penghargaan, kita pasti akan mendapatkannya (10). Maka dalam hal ini, perlu ada sikap rendah hati. Rendah hati bukan karena kurang penghargaan terhadap diri sendiri, tetapi justru karena tahu bagaimana harus menempatkan diri. Kemudian, dari lakon sebagai tamu, Yesus mengembangkan gambaran kerendahhatian, saat kita sendiri yang menjadi tuan rumah dalam suatu perjamuan. Menurut Yesus bahwa yang perlu kita undang bukanlah orang kaya dan terkenal atau kerabat kita sendiri (12). Mengundang mereka memang menyenangkan dan menguntungkan.Tetapi undanglah orang-orang yang tidak bisa membalas pemberian kita, mereka yang layak menerima belas kasih kita (13-14). Hendaknya kita menunjukkan sikap tidak membeda-bedakan kelas atau status. Untuk kerendahhatian dan keramahtamahan semacam itu, Tuhan menjanjikan berkat (14). Jadi daripada berambisi meraih prestise karena ingin dihormati banyak orang, lebih baik kita memikirkan siapakah yang seharusnya kita layani. Karena dalam Kerajaan Allah, melayani orang lain lebih dihargai daripada kepemilikan status atau prestise. Camkan: Orang masuk ke dalam Kerajaan Allah bukan karena tingginya status.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |