Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2008/02/16 |
|
Sabtu, 16 Februari 2008
|
|
Judul : Berani bersaksi Bersaksi adalah tugas setiap orang percaya, tetapi tidak semua orang Kristen mau bersaksi secara sederhana. Bersaksi adalah menceritakan atau menyatakan apa yang telah dilakukan Yesus dalam hidup kita kepada orang-orang lain. Orang Kristen dipanggil untuk bersaksi secara objektif dengan menyampaikan fakta-fakta Injil, dan bersaksi secara subjektif dengan membagi pengalaman-pengalamannya di dalam Kristus. Dalam bagian Alkitab yang kita baca hari ini, kita membaca mengenai orang tua dari orang buta yang telah disembuhkan Yesus itu, yang tidak berani memberi kesaksian tentang apa yang telah dialami anaknya (ayat 19-21). Ia takut dikucilkan (ayat 22). Pengucilan merupakan senjata ampuh dari para pembesar rumah ibadah Yahudi untuk membuat orang tidak berani mengakui Yesus sebagai Mesias. Pengucilan berarti seseorang dikeluarkan/diasingkan dari umat Allah. Pada zaman Yesus sebenarnya banyak penguasa di Yerusalem yang percaya kepada Yesus, tetapi mereka takut untuk menyatakan hal itu. Mereka ingin "supaya mereka jangan dikucilkan" (Yoh. 12:42). Berbeda dari orang tuanya, orang buta yang disembuhkan itu tidak takut bersaksi. Ia berani mengatakan apa yang baru dia alami bersama Yesus. Ia mengatakan "Aku tadinya buta dan sekarang dapat melihat (ayat 25)." Memang ia tidak cukup siap untuk berdebat dengan pemahaman orang Farisi tentang Yesus (ayat 24,25), tetapi ia tetap mau memberikan kesaksian tentang perbuatan Yesus yang ia alami. Bagaimana dengan kita? Apakah kita berani bersaksi seperti orang buta yang disembuhkan oleh Yesus? Atau kita enggan bersaksi karena takut diperlakukan secara tidak baik? Mungkin banyak di antara kita yang tidak mampu bersaksi tentang Yesus dalam bahasa teologi yang tepat, tetapi kita semua pasti bisa menceritakan apa yang sudah Yesus lakukan dalam hidup kita. Jangan malu dan jangan takut bersaksi. Bersaksilah mulai hari ini dan seterusnya.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |