Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/02/16 |
|
Senin, 16 Februari 2015
|
|
Judul: Teguran Kristus Pertama, Yesus menegur kemunafikan orang farisi (39-40, 44). Orang Farisi ini sangat menekankan hal yang bersifat lahiriah. Mereka sangat senang jaim (jaga image), hal ini semata untuk membangun opini bahwa mereka baik, berperilaku sesuai hukum. Padahal hati mereka penuh dengan kebusukan dan ketamakan. Kemunafikan mereka juga terlihat dari menaati peraturan hanya secara lahiriah, namun esensinya diabaikan, yaitu mereka mengabaikan keadilan dan kasih Allah, dan mengabaikan sesama manusia (42). Lebih lagi, tindakan mereka semata untuk mendapat pujian. Mereka begitu mempedulikan penilaian manusia terhadap apa yang mereka kerjakan. Ternyata, yang tersinggung bukan hanya orang farisi, tetapi juga para ahli Taurat (45). Maka kritikan pedas Yesus pun ditujukan kepada mereka. Hampir sama dengan teguran kepada orang Farisi. Mereka pun munafik, yaitu mengajarkan kebenaran Taurat dengan beban-beban peraturan yang tidak masuk akal, yang mereka sendiri tidak mau melakukannya (46). Pada saat yang sama, mereka menolak kebenaran firman Tuhan yang esensial, seperti yang diajarkan para nabi. Ironis ini diungkapkan dengan nenek moyang membunuh nabi, mereka membangun kuburannya! Kemunafikan mereka menyesatkan para pengikut mereka (52). Apa yang dapat kita pelajari dari bagian ini? Pesan apa yang dapat menjadi perenungan kita? Hal ini menjadi peringatan bagi kita orang percaya, dalam kehidupan kerohanian kita ini Tuhan tidak senang dengan kepura-puraan dan kemunafikan. Ia ingin kita juga seimbang terhdap kehendak Tuhan serta berlaku wajar dan sederhana, tidak sombong. Tuhan menginginkan kita menjadi manusia rohani yang berkenan kepada Allah Bapa, dan juga mengasihi sesama dengan murni. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |