Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2010/02/17 |
|
Rabu, 17 Februari 2010
|
|
Judul: Jalan salib Pesan mengenai penderitaan dan sekaligus pengharapan akan kebangkitan rupanya belum siap dihadapi oleh murid-murid. Hal ini terjadi karena pengharapan mesianis mereka yang bersifat politis, bukan bersifat rohani. Ketidaksiapan itu terlihat melalui respons Petrus, yang menarik dan menegur Yesus (ayat 22). Ini membuat Yesus balik menegur Petrus dengan keras, karena ia begitu mudah dipakai oleh Iblis untuk menggagalkan rencana Allah bagi Yesus. Yesus menambahkan bahwa mereka yang mau mengikut Dia sebagai murid harus menyangkal diri. Maksudnya ialah meninggalkan segala keegoisan, ambisi, kenikmatan hidup, dan kebiasaan lama yang tidak berkenan kepada Allah. Sebaliknya mereka harus memiliki hidup yang mengutamakan Allah dalam setiap aspeknya. Mereka juga harus memikul salib masing-masing dengan penuh pengurbanan dan siap menghadapi penderitaan karena Injil. Maka pada kedatangan Yesus yang kedua kali, yang mati karena iman dan Injil Kristus akan menerima-Nya kembali karena jerih payah dan pengorbanan mereka tidak sia-sia. Sebaliknya hukuman akan menimpa mereka yang menyangkal imannya dan berbalik mengikuti dunia. Sebagai murid Kristus, kita juga harus meneladani Yesus. Kita harus siap menderita, berkorban, dan melayani sebagai saksi Kristus. Kita pun harus memelihara kesetiaan kita dengan suatu ingatan bahwa segala jerih payah kita di dalam Tuhan tidak sia-sia.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |