Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2022/02/17 |
|
Kamis, 17 Februari 2022 (Minggu ke-6 sesudah Epifani)
|
|
Tidak seorang pun menginginkan hidup dalam kesendirian. Pastinya semua orang menghendaki kehidupan bersama. Itu sebabnya, orang membangun rumah tangga, membentuk keluarga, menjalin hubungan interaksi sosial dengan sesama dalam kebahagiaan ataupun kesusahan. Nas hari ini sungguh terbalik dari kebiasaan umumnya. Sesuatu yang aneh bagi manusia, namun tidak untuk Tuhan. Kehidupan Yeremia dipakai untuk menggambarkan hukuman Tuhan. Ada sejumlah larangan yang harus Yeremia lakukan. Pertama, jangan mengambil istri dan mempunyai anak-anak lelaki dan perempuan (1, 2). Kedua, jangan pergi ke rumah duka, meratap dan turut berdukacita (5). Ketiga, jangan duduk, makan, minum, dan masuk ke rumah orang yang mengadakan perjamuan (7, 8). Di Yehuda, akan ada malapetaka besar, yakni kematian karena penyakit, peperangan, dan kelaparan (4). Tuhan telah menarik damai sejahtera, kasih karunia, dan belas kasihan-Nya (5). Tuhan juga menghentikan suara kegirangan dan sukacita dari tengah-tengah mereka (9). Hal itu mengajarkan bahwa semua yang kita miliki adalah pemberian Tuhan, Dia sanggup mengambil kembali. Tuhan tidak main-main dengan hukuman yang diberikan kepada umat-Nya. Yeremia diperintahkan untuk mengingatkan bahwa meninggalkan Tuhan, tidak berpegang pada taurat-Nya, dan mengikuti kedegilan hati yang jahat adalah kesalahan dan dosa. Allah sanggup memakai siapa saja untuk menghukum umat-Nya dengan hukuman yang melebihi perbudakan di Mesir. Namun, Dia juga sanggup melepaskan dan menyelamatkan umat-Nya dari penderitaan dan hukuman. Hal itu menjadi peringatan bagi kita bahwa dosa yang tidak dibereskan akan berbuah menjadi hukuman. Hukuman Tuhan dapat berlaku bagi siapa saja. Jangan kita terus-menerus melakukan kesalahan dan dosa. Sejarah bangsa Yehuda mengingatkan kita agar tidak bermain-main dengan kesabaran Tuhan. Kita harus hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. [EMR]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |